Jatengvox.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler ke-85 UIN Walisongo Semarang Posko 30 menginisiasi kegiatan pelatihan pengolahan tahu inovatif bersama Ibu-Ibu PKK Desa Tamanrejo, Kecamatan Limbangan, pada Minggu, 9 November 2025.
Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa memperkenalkan olahan baru bernama “Tahu Aci”, yaitu perpaduan antara tahu lembut dan adonan aci (tepung tapioka) yang menghasilkan cita rasa gurih dan kenyal.
Inovasi ini diharapkan tidak hanya menjadi camilan menarik, tetapi juga membuka peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan produk unggulan berbasis bahan lokal.
Pelatihan yang dilaksanakan di RT 02 RW 02 itu diikuti dengan antusias oleh para peserta. Mereka belajar tahap demi tahap, mulai dari memilih tahu berkualitas, mencampur adonan aci dengan takaran tepat, hingga menggoreng dengan teknik agar hasilnya renyah di luar namun lembut di dalam.
“Kami melihat potensi tahu di Tamanrejo cukup besar, namun pengolahannya masih terbatas. Melalui Tahu Aci ini, kami ingin memperkenalkan variasi baru yang bisa disukai banyak orang dan meningkatkan nilai jual produk lokal. Ini bukan sekadar kegiatan memasak, tapi bentuk pemberdayaan ekonomi,” ujar salah satu perwakilan mahasiswa KKN Posko 30.
Inovasi tersebut mendapat sambutan positif dari para anggota PKK. Ketua PKK Desa Tamanrejo mengungkapkan rasa senangnya atas pelatihan yang memberikan inspirasi baru bagi warga.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat. Dari bahan sederhana seperti tahu, ternyata bisa diolah menjadi produk yang menarik dan bernilai jual tinggi. Harapannya, Tahu Aci bisa menjadi ciri khas Desa Tamanrejo,” tuturnya.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata kontribusi mahasiswa KKN UIN Walisongo dalam mendukung pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal.
Melalui kreativitas dan pendampingan yang berkelanjutan, mereka berupaya mendorong kemandirian ekonomi warga, terutama para pengrajin tahu rumahan yang menjadi bagian penting dari roda ekonomi desa.
Lebih dari itu, kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat Tamanrejo menunjukkan bahwa inovasi tidak selalu harus dimulai dari hal besar.
Editor : Murni A













