Jatengvox.com – Tim Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa Moderasi Beragama (KKN MB) Posko 62 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo berhasil menyelenggarakan program pelatihan keterampilan merajut tas yang diperuntukkan bagi ibu-ibu anggota organisasi Fatayat di Desa Sukodadi.
Inisiatif pemberdayaan masyarakat ini merupakan wujud nyata dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 12 Agustus 2025 ini, berhasil menarik partisipasi aktif dari 27 ibu-ibu anggota Fatayat yang berasal dari berbagai dusun di Desa Sukodadi.
Antusiasme peserta terlihat jelas sejak pembukaan acara, di mana mereka tampak bersemangat untuk mempelajari teknik-teknik dasar hingga lanjutan dalam seni merajut tas.

Program pelatihan ini mengusung konsep pembelajaran partisipatif dengan pendekatan yang di mana setiap peserta langsung mempraktikkan materi yang disampaikan.
Metode pembelajaran yang diterapkan mencakup demonstrasi, praktik terbimbing, serta diskusi interaktif antara fasilitator dan peserta.
“Kami merancang program ini tidak hanya sebagai mengajarkan keterampilan semata, tetapi lebih kepada upaya pemberdayaan ekonomi kreatif yang berkelanjutan. Harapannya, ibu-ibu di sini dapat mengembangkan keterampilan ini menjadi usaha produktif yang dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.” ungkap Retna Choirotunnisa koordinator program ini.
Materi pelatihan disusun secara komprehensif, dimulai dari pengenalan berbagai jenis benang rajut, alat-alat yang diperlukan, teknik dasar merajut, hingga cara finishing produk agar menghasilkan tas yang berkualitas dan marketable.
Para fasilitator, yang merupakan mahasiswa dengan keahlian khusus di bidang kerajinan tangan, memberikan panduan step-by-step yang mudah dipahami oleh peserta.
Pertama-tama, peserta diperkenalkan dengan berbagai macam pola rajutan dasar seperti single crochet, double crochet, dan half double crochet.

Teknik-teknik fundamental ini menjadi pondasi utama dalam pembuatan tas rajut. Para peserta tampak fokus mengikuti setiap gerakan yang didemonstrasikan oleh instruktur.
“Awalnya saya pikir merajut itu sulit dan rumit, ternyata setelah mengikuti pelatihan ini, saya merasa lebih percaya diri. Teknik yang diajarkan sangat sistematis dan mudah dipahami. Sekarang saya sudah bisa membuat tas rajut sederhana untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkap Ibu Heni, salah satu peserta pelatihan.
Tim KKN MB Posko 62 juga menyiapkan paket lengkap berupa modul pembelajaran, video tutorial, serta starter kit yang berisi benang rajut, hakpen, dan aksesoris pendukung lainnya untuk setiap peserta.
Pemberian paket ini dimaksudkan agar proses pembelajaran tidak berhenti setelah kegiatan formal selesai, melainkan dapat berlanjut di rumah masing-masing.
Ketua Fatayat Desa Sukodadi, Ibu Eli (42) menyampaikan apresiasi tinggi terhadap program ini.
“Kehadiran mahasiswa KKN dengan program yang sangat bermanfaat ini membuka wawasan kami tentang potensi ekonomi kreatif yang selama ini belum tergali. Kami berharap keterampilan ini dapat terus dikembangkan dan menjadi sumber penghasilan tambahan bagi ibu-ibu di desa kami,” katanya dengan penuh antusias.
Program pelatihan ini juga sejalan dengan visi pembangunan desa yang berkelanjutan dan pemberdayaan perempuan.
Sekertaris Desa Sukodadi, Ibu Eny yang hadir dalam acara penutupan, menyampaikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini dan berkomitmen untuk memfasilitasi pengembangan usaha kerajinan di desanya.
Sebagai tindak lanjut, tim KKN MB Posko 62 merencanakan pembentukan kelompok usaha bersama (KUB) yang akan membantu para perajin dalam hal pengadaan bahan baku, standardisasi kualitas produk, serta akses ke pasar yang lebih luas.
Rencana ini diharapkan dapat mewujudkan ekosistem ekonomi kreatif yang sustainable di tingkat desa.













