Jatengvox.com – Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama resmi menggelar Asesmen Nasional Literasi Dasar Beragama (ANLDB) 2025.
Program ini menjadi langkah strategis untuk memetakan tingkat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keagamaan, khususnya di kalangan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SD/SDLB serta siswa kelas 5 SD di seluruh Indonesia.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menyebut ANLDB sebagai sarana penting untuk membaca peta literasi beragama di pendidikan dasar.
“Melalui asesmen ini, kami ingin mendapatkan gambaran menyeluruh tentang sejauh mana guru dan siswa memahami serta mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya di Jakarta, Senin (3/11/2025).
Lebih dari sekadar ujian, ANLDB menjadi instrumen nasional untuk menilai efektivitas pembelajaran PAI dan dampaknya terhadap pembentukan karakter siswa.
Suyitno menegaskan, hasil asesmen akan menjadi pijakan Kementerian Agama dalam menyusun kebijakan strategis berbasis data.
Langkah ini mencakup perbaikan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, hingga penguatan praktik pembelajaran agama yang moderat, kontekstual, dan relevan dengan zaman.
“Kebijakan yang tepat harus lahir dari data yang akurat. Karena itu, ANLDB bukan sekadar kegiatan administratif, melainkan fondasi untuk pengambilan keputusan berbasis bukti,” ujarnya.
Ia menambahkan, melalui asesmen ini, Kemenag berharap dapat mendorong transformasi pembelajaran agama di sekolah agar semakin inklusif, berimbang, dan berorientasi pada nilai kebangsaan.
“Kita ingin pendidikan agama Islam di sekolah menjadi sumber nilai, inspirasi, dan harmoni. Literasi keagamaan yang kuat akan melahirkan generasi berilmu, berakhlak, dan berwawasan kebangsaan,” tutur Suyitno.
Direktur Pendidikan Agama Islam, M. Munir, menjelaskan bahwa asesmen bagi guru PAI akan digelar serentak pada 3–5 November 2025 melalui aplikasi SIAGA.
Sebanyak 158.258 guru PAI SD/SDLB dari berbagai daerah akan berpartisipasi secara daring.
Sementara itu, asesmen untuk siswa kelas 5 SD dijadwalkan berlangsung 18–21 November 2025, juga menggunakan platform yang sama. Dari total 41 juta lebih siswa SD di Indonesia, 13.600 siswa akan menjadi sampel nasional.
“Melalui ANLDB, kami ingin memastikan sejak dini anak-anak memiliki kemampuan literasi keagamaan yang baik—bukan hanya memahami ajaran agama secara kognitif, tapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Munir.
Pelaksanaan ANLDB menggunakan dua bentuk asesmen utama. Pertama, tes tertulis dengan soal pilihan ganda untuk mengukur pengetahuan dan kemampuan berpikir peserta.
Kedua, tes praktik baca Al-Qur’an, yang menilai kemampuan siswa maupun guru dalam membaca serta memahami makna ayat-ayat suci.
Menurut Munir, pendekatan ini bertujuan menyeimbangkan antara aspek kognitif dan spiritual, sehingga hasilnya lebih komprehensif.
“Kami tidak hanya ingin tahu sejauh mana mereka bisa menjawab soal, tapi juga bagaimana mereka menghayati dan mempraktikkan ajaran agama,” jelasnya.
Dalam pelaksanaannya, Ditjen Pendidikan Islam menggandeng Pusat Strategi Kebijakan Pendidikan Agama dan Keagamaan (Pustrajak Penda) di bawah Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM (BMBPSDM) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Pelibatan lembaga riset ini dimaksudkan agar asesmen memiliki legitimasi akademik yang kuat, sekaligus menjamin pelaksanaan sesuai standar ilmiah dan etika penelitian.
“Kami ingin ANLDB tidak hanya menjadi kegiatan administratif, tetapi juga memiliki bobot akademik dan nilai strategis dalam pembangunan karakter bangsa,” tambah Munir.
Editor : Murni A













