Jatengvox.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan melanjutkan tren positifnya pekan ini. Setelah berhasil menembus level 8.300, indeks utama pasar modal Indonesia kini berpeluang menguji level psikologis baru di 8.400.
Optimisme tersebut datang dari sejumlah faktor pendukung, mulai dari derasnya arus modal asing yang masuk, stabilnya kondisi makroekonomi domestik, hingga dimulainya musim laporan keuangan atau earning season dari berbagai emiten besar.
Menurut riset PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), arus modal asing terus mengalir deras ke pasar saham.
Sepanjang pekan lalu, investor asing mencatatkan inflow sebesar Rp4,3 triliun di pasar reguler. Pergerakan ini mendorong IHSG menutup perdagangan di level 8.271, naik sekitar 4,5 persen dibandingkan pekan sebelumnya.
“Musim laporan keuangan kali ini akan menjadi penentu arah pasar ke depan. Sektor perbankan, infrastruktur, dan komoditas masih berpotensi menjadi motor penggerak utama,” jelas David Kurniawan, Equity Analyst IPOT, dalam risetnya, Senin (27/10/2025).
David menilai, bila sentimen global tetap kondusif, maka IHSG berpeluang menguji level 8.400 dalam jangka pendek dengan area support di 8.150.
Pekan ini menjadi periode penting bagi pelaku pasar karena banyak emiten besar akan merilis laporan keuangannya.
Momentum ini biasanya dimanfaatkan investor untuk mengukur kekuatan fundamental perusahaan sekaligus menentukan arah strategi investasi selanjutnya.
“Para trader sebaiknya mencermati laporan keuangan yang dirilis 1–2 minggu ke depan. Bila harga saham terapresiasi signifikan, itu bisa menjadi momentum untuk aksi ambil untung. Namun bagi investor jangka panjang, tetap fokus pada pertumbuhan fundamental dan akumulasi bertahap,” tambah David.
Selain faktor internal, penguatan IHSG juga ditopang oleh sejumlah sentimen global dan domestik.
Dari luar negeri, pertumbuhan PDB China kuartal III 2025 tercatat 4,8 persen secara tahunan—memang sedikit melambat dari kuartal sebelumnya, namun masih menunjukkan daya tahan ekonomi yang baik.
Pasar juga menyoroti rencana pertemuan Donald Trump dan Xi Jinping pada 30 Oktober 2025 untuk membahas isu perdagangan dan tarif impor, yang bisa membawa arah baru bagi pasar global.
Dari sisi komoditas, harga emas tercatat mengalami penurunan terdalam dalam satu dekade, sementara harga minyak mentah WTI justru menguat mendekati level tertinggi dalam dua minggu terakhir akibat kekhawatiran pasokan menyusul sanksi baru AS terhadap Rusia.
Sementara itu, dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 21–22 Oktober 2025. Stabilitas kebijakan moneter ini dinilai menjadi faktor tambahan yang menjaga optimisme pasar.
Ada pula kabar positif dari sektor keuangan, yakni rencana Danantara untuk melebur aset manajemen milik BBRI, BMRI, dan BBNI menjadi satu entitas, yang diproyeksikan meningkatkan efisiensi industri perbankan nasional.
Memasuki pekan perdagangan 27–31 Oktober 2025, para analis memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 8.150–8.400.
Jika arus modal asing terus mengalir dan laporan keuangan emiten besar menunjukkan hasil positif, maka target penguatan jangka pendek bisa tercapai lebih cepat dari perkiraan.
Secara teknikal, tren bullish IHSG juga masih terjaga selama mampu bertahan di atas area support 8.100.
Investor disarankan untuk tetap selektif, terutama di sektor-sektor dengan kinerja fundamental kuat seperti perbankan, infrastruktur, dan komoditas energi.
Editor : Murni A













