Rekayasa Cuaca Kurangi Hujan hingga 70 Persen, Warga Jateng Diminta Tetap Waspada Puncak Musim Basah

Selasa, 4 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jatengvox.com – Langit Jawa Tengah dalam beberapa pekan terakhir menjadi “laboratorium” besar bagi tim modifikasi cuaca. Melalui operasi rekayasa cuaca, pesawat milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terbang menabur garam di awan—upaya yang diyakini mampu menurunkan intensitas hujan hingga 70 persen.

Total sudah 48 sortie penerbangan dilakukan hingga awal November 2025 ini. Setiap penerbangan membawa sekitar satu ton natrium klorida (NaCl), atau total 48 ton garam yang disemai di atmosfer, terutama di wilayah Pantai Utara Jawa Tengah (Pantura) seperti Semarang, Demak, dan sekitarnya.

Langkah ini bukan tanpa alasan. Dalam beberapa pekan terakhir, curah hujan di kawasan itu tercatat melebihi ambang normal, memicu genangan dan banjir di sejumlah titik.

Baca juga:  Posyandu Rutin Desa Pamriyan Tingkatkan Kesadaran Kesehatan Masyarakat

Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Agus Riyanto, menjelaskan bahwa operasi modifikasi cuaca dilakukan untuk mengurangi risiko banjir, bukan menghilangkan hujan sama sekali.

“Kalau hitungan persentase, sekitar 70 persen berkurang. Intervensi kami fokus di wilayah yang masih ada genangan atau di hulu sungai yang mengarah ke Pantura,” ujarnya, Senin (3/11/2025).

Agus menambahkan, rekayasa cuaca pada dasarnya tidak perlu dilakukan bila sistem penanggulangan banjir di daerah sudah berjalan optimal.

“Kalau drainase lancar, pompa bekerja baik, dan kolam retensi berfungsi maksimal, hujan tinggi pun bisa tertangani. Tapi karena kondisi belum ideal, intervensi udara ini jadi pilihan,” lanjutnya.

Baca juga:  KKN Posko 79 Ikut Meriahkan Karnaval Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang HUT ke-80 RI

Proses rekayasa dilakukan dengan cara menyemai garam di awan potensial, sehingga hujan turun lebih awal—sebelum mencapai wilayah daratan padat penduduk. “Awan diarahkan agar hujan turun di laut, bukan di daratan,” tambah Agus.

Meski terbukti membantu mengurangi intensitas hujan, Agus menegaskan bahwa rekayasa cuaca tidak boleh dianggap solusi tunggal untuk mengatasi bencana banjir.

Menurutnya, langkah ini hanya bersifat sementara dan perlu dibarengi dengan penguatan infrastruktur air, seperti normalisasi sungai, peningkatan kapasitas pompa, dan penataan saluran drainase.

“Kalau semua sistem berjalan sebagaimana mestinya, kita tidak perlu menyemai garam di langit hanya untuk menahan banjir,” ujarnya dengan nada reflektif.

Baca juga:  Mahasiswa KKN Kelompok 31 UPGRIS Dukung Pengembangan UMKM Desa Jatijajar

Sementara itu, Supervisi Operasional Modifikasi Cuaca Posko Jawa Tengah BMKG Pusat, Fikri Nur Muhammad, mengingatkan masyarakat agar tidak lengah.

Menurutnya, periode transisi dari kemarau ke penghujan sering kali ditandai dengan cuaca ekstrem yang sulit diprediksi.

“Sekarang ini masa peralihan, jadi tetap waspada. Puncak hujan diperkirakan terjadi pada November hingga Desember 2025. Intensitasnya bisa cukup signifikan,” ujarnya.

Fikri menambahkan, meskipun intensitas hujan berhasil ditekan sementara, masyarakat tetap perlu meningkatkan kesiapsiagaan, terutama yang tinggal di kawasan rawan banjir dan daerah aliran sungai.

Editor : Murni A

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow WhatsApp Channel jatengvox.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

PPPA Dorong Revisi Perpres untuk Tangkis Ancaman Predator Daring terhadap Anak
Bebas Denda, Begini Cara Dapat Keringanan Lewat Program Pemutihan BPJS Kesehatan
Menkomdigi Ajak Generasi Muda Gunakan Teknologi Berlandaskan Etika dan Kemanusiaan
Peralihan Musim Hujan 2025-2026, BMKG Prediksi Hujan Lebat di Banyak Daerah
Rayakan Hari Wayang Nasional, Surakarta Bikin Karnaval Seru untuk Generasi Muda
Kemenag Luncurkan Asesmen Nasional Literasi Dasar Beragama 2025, Ukur Pemahaman dan Pengamalan Nilai Islam di Sekolah Dasar
Cek Penerima Bansos November 2025, Mulai PKH, BPNT hingga BLT Kesra Rp900 Ribu
Kebijakan PPPK Paruh Waktu Dinilai Berisiko, Pemda Diminta Siapkan Skema Transisi yang Aman

Berita Terkait

Selasa, 4 November 2025 - 11:09 WIB

PPPA Dorong Revisi Perpres untuk Tangkis Ancaman Predator Daring terhadap Anak

Selasa, 4 November 2025 - 09:52 WIB

Bebas Denda, Begini Cara Dapat Keringanan Lewat Program Pemutihan BPJS Kesehatan

Selasa, 4 November 2025 - 08:46 WIB

Menkomdigi Ajak Generasi Muda Gunakan Teknologi Berlandaskan Etika dan Kemanusiaan

Selasa, 4 November 2025 - 06:00 WIB

Rekayasa Cuaca Kurangi Hujan hingga 70 Persen, Warga Jateng Diminta Tetap Waspada Puncak Musim Basah

Senin, 3 November 2025 - 15:58 WIB

Rayakan Hari Wayang Nasional, Surakarta Bikin Karnaval Seru untuk Generasi Muda

Berita Terbaru