Jatengvox.com – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Tengah, Agung Hariyadi, mengatakan pemasangan internet gratis ini merupakan bagian dari program besar pemerintah provinsi untuk memperluas akses digital hingga pelosok.
“Internet bukan hanya alat komunikasi, tapi motor penggerak perekonomian dan pelayanan publik,” ujarnya saat meninjau lokasi di Balerante, pada Jumat, 3 Oktober 2025.
Program ini menargetkan empat kategori desa penerima manfaat, yakni desa blankspot, desa wisata, desa dengan kemiskinan ekstrem, dan desa rawan bencana.
Untuk desa wisata seperti Balerante, internet dimanfaatkan untuk promosi destinasi, memperluas pasar UMKM, dan meningkatkan daya tarik kunjungan wisata.
Sepanjang 2025, Pemprov Jawa Tengah telah memfasilitasi 327 desa yang kini menikmati jaringan internet publik, termasuk 50 desa wisata. Targetnya, seluruh wilayah blankspot di provinsi ini tersambung internet pada 2029.
Penyedia layanan internet, Zizik Mudiono, menyebut pemasangan jaringan di Balerante cukup menantang karena medan yang sulit.
Mereka harus menarik kabel fiber optik sejauh 5 kilometer dan menambah 11 tiang baru hingga mencapai titik wisata Kalitalang.
“Biasanya satu hari selesai, tapi di sini butuh 15 hari karena lokasi ekstrem. Namun hasilnya sepadan, begitu internet menyala, aktivitas UMKM langsung meningkat,” ungkapnya.
Dengan kapasitas 20 Mbps dan jangkauan hingga 150 meter, jaringan “JatengNgopeniNglakoni” kini menjadi fasilitas publik yang sangat membantu.
Wisatawan bisa langsung mengunggah konten di media sosial, sementara penjual bisa menerima pembayaran digital melalui QRIS.
Ketua Pengelola Wisata Kalitalang, Jainu, mengakui perubahan signifikan sejak Wi-Fi terpasang.
“Dulu anak muda sering batal beli karena enggak bisa bayar nontunai. Sekarang malah sering nongkrong lama sambil unggah foto,” katanya.
Data pengelola menunjukkan lonjakan kunjungan dari 59.000 wisatawan pada 2024 menjadi 125.000 hingga September 2025. Akibatnya, omzet warung dan UMKM sekitar lokasi pun naik drastis.
Selain membantu promosi wisata, jaringan internet publik juga berperan penting dalam mitigasi bencana.
Kawasan Kalitalang yang berada di lereng Merapi kini lebih mudah memantau aktivitas gunung berkat akses data dari BPPTKG yang diperbarui tiap enam jam.
“Kalau ada situasi darurat, kami bisa langsung beri tahu pengunjung,” jelas Jainu.
Manfaatnya juga dirasakan wisatawan. Fazli, turis asal Pakistan, mengaku senang dengan adanya Wi-Fi publik.
“Sekarang gampang sekali, bisa bayar QRIS dan tetap online walau di kawasan tinggi,” ujarnya.
Sementara Intan Amalia, wisatawan asal Gunungkidul, menceritakan pengalaman lucunya sebelum Wi-Fi tersedia.
“Dulu janji ketemu teman di sini susah banget, sinyal enggak ada. Setelah ada internet gratis, komunikasi jadi lancar, bahkan bisa saling kirim foto biar enggak salah orang,” tuturnya.
Editor : Murni A













