Jatengvox.com – Berhemat dan menabung mungkin terdengar seperti keterampilan yang harus dimiliki oleh orang dewasa, tetapi sebenarnya bisa mulai ditanamkan sejak anak masih kecil. Di usia dini, anak-anak sedang giat-giatnya belajar meniru dan membentuk kebiasaan baru, termasuk bagaimana mereka mengelola uang.
Dengan cara pengenalan yang sederhana, menyenangkan, dan relevan dengan keseharian mereka, anak tidak hanya belajar menunda keinginan, tetapi juga memahami nilai usaha serta pentingnya merencanakan masa depan.
Artikel ini akan membahas langkah-langkah praktis yang bisa orang tua lakukan agar anak tumbuh dengan kebiasaan finansial yang sehat.
1. Mulai dari Konsep Dasar: Apa Itu Uang?
Sebelum mengajarkan anak menabung, pastikan mereka memahami dulu apa itu uang dan fungsinya. Jelaskan dengan bahasa sederhana bahwa uang digunakan untuk membeli barang atau hal yang mereka butuhkan maupun inginkan.
Libatkan anak dalam situasi nyata, misalnya saat belanja di minimarket, biarkan mereka membayar di kasir agar mereka mengerti bahwa uang adalah alat tukar. Pemahaman ini mengajarkan anak untuk mengerti kenapa uang harus digunakan dengan bijak dan tidak dihabiskan sekaligus.
2. Beri Contoh Melalui Kebiasaan Orang Tua
Anak belajar paling cepat dengan melihat, bukan hanya mendengar. Ketika orang tua menunjukkan kebiasaan berhemat (misalnya membandingkan harga sebelum membeli, membawa bekal daripada jajan di luar, atau menyisihkan uang setiap bulan) anak akan melihat bahwa menabung itu bagian dari rutinitas, bukan sekadar teori.
Ajak anak ikut serta dalam proses kecil seperti memasukkan uang koin ke dalam celengan agar mereka merasa terlibat. Kebiasaan yang terlihat nyata akan lebih membekas dibanding sekadar nasehat.
3. Gunakan Celengan atau Tabungan Visual
Anak-anak cenderung lebih termotivasi ketika mereka bisa melihat progresnya secara langsung. Gunakan celengan transparan atau grafik tabungan yang ditempel di kamar, sehingga setiap koin atau lembar uang yang masuk terasa seperti kemenangan kecil.
Ketika celengan mulai penuh, ajak anak merasakan pencapaian tersebut, misalnya dengan menghitung bersama dan memuji usaha mereka. Cara ini membantu anak memahami bahwa menabung membutuhkan waktu, tetapi hasilnya nyata dan memuaskan.
4. Tetapkan Tujuan Menabung yang Jelas
Agar anak lebih semangat, bantu mereka menentukan tujuan yang ingin dicapai dari uang tabungan, misalnya membeli mainan yang sudah lama diinginkan atau pergi ke taman bermain. Buat tujuan tersebut spesifik dan menarik bagi mereka.
Jelaskan bahwa setiap uang yang disisihkan membawa mereka selangkah lebih dekat pada keinginan tersebut. Ketika anak merasakan hubungan langsung antara usaha dan hasil, mereka akan lebih termotivasi berhemat dan menabung tanpa perlu selalu diingatkan.
5. Beri Uang Saku dengan Sistem
Memberikan uang saku secara rutin membantu anak belajar mengatur keuangannya sendiri. Tentukan jumlah yang sesuai usia dan kebutuhan, kemudian biarkan anak memutuskan bagaimana menggunakannya. Apakah untuk jajan, membeli sesuatu, atau disimpan di celengan.
Jika uang sudah habis sebelum waktunya, jadikan itu momen belajar alih-alih langsung menambah uang saku. Anak akan mulai memahami konsekuensi dan belajar mengelola uang dengan lebih bijak.
6. Ajarkan Konsep Kebutuhan vs Keinginan
Salah satu kunci berhemat adalah memahami perbedaan antara apa yang kita butuhkan dan apa yang sekadar diinginkan. Bantu anak mengidentifikasi dua kategori ini lewat contoh nyata: nasi adalah kebutuhan, sedangkan es krim untuk cemilan atau makanan penutup adalah keinginan.
Gunakan permainan sederhana. Anda bisa mengajak mereka untuk membuat dua daftar dan mengajak anak mengelompokkan barang agar mereka terbiasa mempertimbangkan sesuatu sebelum membeli. Saat anak mulai bisa menahan diri dari membeli hal impulsif, itu tanda bagus mereka mulai mengerti makna berhemat.
7. Berikan Reward yang Mendidik
Sesekali memberikan apresiasi saat anak berhasil konsisten menabung bisa meningkatkan motivasi mereka. Reward tidak selalu harus barang baru; bisa berupa waktu ekstra bermain, memasak makanan favorit bersama, atau menambahkan sedikit “bonus tabungan” ketika target kecil tercapai.
Tujuannya adalah membuat proses menabung terasa menyenangkan, bukan paksaan. Namun tetap jaga agar reward tidak menjadi ketergantungan, tetapi sebagai bentuk penguatan positif atas usaha mereka.
8. Perkenalkan Sistem Menabung Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Ketika anak mulai terbiasa menabung, ajak mereka memahami dua tipe tabungan: jangka pendek untuk keinginan yang bisa segera dicapai, dan jangka panjang untuk tujuan lebih besar.
Misalnya membeli mainan sederhana sebagai jangka pendek, dan mengumpulkan uang untuk sepeda sebagai jangka panjang. Dengan begitu, anak belajar membuat perencanaan, mengatur prioritas, dan membangun kesabaran. Sistem ini juga menciptakan pengalaman nyata bahwa hasil besar membutuhkan waktu dan komitmen.
Kebiasaan Kecil, Dampak Besar untuk Masa Depan
Membiasakan anak berhemat dan menabung sejak dini adalah langkah kecil yang membentuk fondasi besar untuk masa depan mereka. Dari memahami nilai uang, mengatur uang saku, hingga merencanakan tujuan menabung.
Kebiasaan ini akan terus tumbuh dan terbawa ketika mereka dewasa. Di titik itu, mereka akan lebih siap membuat keputusan finansial yang bijak, bahkan bekerja sama dengan financial advisor yang berfokus pada konsep family governance untuk membantu mengelola aset keluarga secara terstruktur.
Penulis : Arumka
Editor : Murni A













