Gubernur Jateng Tegaskan ASN Harus Punya Sense of Crisis

Jatengvox.com – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi kembali mengingatkan pentingnya empati dalam kerja-kerja birokrasi.

Ia menyoroti bagaimana peran Aparatur Sipil Negara (ASN) semestinya bukan sekadar pelaksana teknis, tapi menjadi motor kepedulian sosial yang hidup dan peka terhadap persoalan rakyat.

Dalam penutupan Manunggal Leadership Retret bertajuk Ngopeni Ngelakoni Jateng yang berlangsung di Aula BPSDMD Jawa Tengah pada Senin (16/6/2025), Luthfi tidak segan menyinggung soal krusialnya peran sense of crisis di tubuh organisasi pemerintah.

“Inilah nafas-nafas kebersamaan yang harus kita laksanakan. Sehingga tidak ada lagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang tidak memiliki sense of crisis dalam pembangunan wilayah kita,” tegas Luthfi di hadapan ratusan peserta retret.

Baca juga:  Geger Dana Desa Rp 1,2 Triliun untuk Jateng, Gubernur Luthfi Gandeng APH dan Buka Pos Aduan di Kabupaten

Retret ini diikuti oleh tak kurang dari 438 pejabat daerah, termasuk wakil kepala daerah, kepala OPD, direktur BUMD, hingga analis kebijakan.

Mereka berkumpul bukan hanya untuk mendengar materi, melainkan menyatukan visi dalam menjawab tantangan masa depan Jawa Tengah.

Salah satu contoh nyata yang disoroti adalah penanganan banjir rob di wilayah pesisir Sayung, Demak.

Gubernur menyebut bagaimana sinergi antarunit kerja berhasil menghadirkan solusi yang cepat dan tepat sasaran bagi 22 desa terdampak.

Berbagai langkah taktis diterapkan, mulai dari pompanisasi dan pengiriman bantuan pangan, hingga pembangunan rumah apung sebagai solusi jangka pendek. Untuk jangka menengah dan panjang, Pemprov Jateng menyiapkan normalisasi sungai dan pembangunan tanggul laut.

Baca juga:  ASN Bisa Work From Anywhere 24-27 Maret 2025! Strategi Pemerintah Atasi Kemacetan Mudik Lebaran?

Menurut Luthfi, hal seperti ini harus menjadi standar minimal dalam kerja birokrasi. Respons cepat dan tepat bukan lagi pilihan, tapi kewajiban. Ia bahkan menegaskan pentingnya pola kerja kolektif dalam menjalankan roda pemerintahan.

“Karena kita bukan superman, akan tetapi super team. Jadi satu untuk semua, semuanya untuk satu,” tandasnya penuh semangat.

Retret kali ini menghadirkan narasumber dari berbagai lembaga strategis, seperti Bappenas, KPK, dan Kemendagri, serta tokoh-tokoh agama. Materi yang diberikan tidak hanya fokus pada aspek teknokratis, tapi juga memperkuat nilai-nilai integritas dan pelayanan publik.

Baca juga:  Lontong: Kuliner Tradisional yang Menggugah Selera

Wakil Bupati Demak, Muhammad Badruddin, yang turut hadir dalam kegiatan itu menyebut agenda ini sebagai langkah strategis dalam membangun keselarasan lintas daerah di Jawa Tengah.

“Kegiatan ini mendukung pelaksanaan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Selain sebagai forum pembelajaran, retret jadi wadah membangun jaringan kerja antarpemimpin,” ujarnya.

Badruddin juga melihat kegiatan ini sebagai momentum memperkuat koordinasi antarpemerintah daerah agar pembangunan tidak berjalan sendiri-sendiri, melainkan terintegrasi dan saling menguatkan.***

 

Pos terkait

mandira-ads