Fiersa Besari Ungkap Kronologi 2 Wanita Meninggal Dunia di Tim Ekspedisi Puncak Carstensz

fiersa besari

Jatengvox.com – Satu insiden memilukan baru saja terjadi di Puncak Carstensz Pyramid, Pegunungan Jayawijaya, Papua Tengah, yang menyeret perhatian publik Tanah Air.

Musisi sekaligus pegiat alam, Fiersa Besari, menjadi salah satu saksi mata dalam peristiwa tragis ini.

Perjalanan menuju puncak dimulai pada 28 Februari 2025, dengan beberapa tim pendakian yang dipimpin oleh operator tur yang berbeda.

Namun, saat perjalanan turun gunung pada 2 Maret 2025, bencana tak terduga menimpa tim ekspedisi ini.

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) melaporkan bahwa dari total 13 pendaki, dua orang dinyatakan meninggal dunia, yaitu Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti.

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya @fiersabesari, pada 3 Maret 2025, Fiersa menuturkan, “Saya tergabung dalam tim yang terdiri dari tiga orang. Sementara Bu Lilie dan Bu Elsa tergabung dalam tim yang terdiri dari empat orang (beda tour operator). Kami ditemani para guide.”

Baca juga:  Alyssa Daguise & Al Ghazali Siap Menikah Juni 2025, Sudah Fitting Baju hingga Dapat Nasihat Rumah Tangga

Ungkapan ini menegaskan bahwa meski mereka berada dalam ekspedisi yang sama, Fiersa tidak satu kelompok dengan dua pendaki wanita yang menjadi korban.

Lebih lanjut, Fiersa menceritakan bagaimana ia baru mengetahui tragedi ini setelah sampai di basecamp Yellow Valley (YV) bersama rekannya, Furky Syahroni.

“Rangkaian tragedi yang menimpa Bu Lilie dan Bu Elsa, juga tiga korban lainnya yang pada saat itu masih terjebak di area tebing,” ungkapnya.

Baca juga:  Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Anggun C Sasmi Ikut Berbelasungkawa

“Baru saya dan Furky Syahroni ketahui setelah kami tiba di basecamp YV, kami tiba 28 Februari 2025 – 22:48 WIT, dapat kabar 1 Maret 2025, sekitar 04 WIT.”

Tak tinggal diam, Fiersa dan tim di basecamp YV berusaha berkomunikasi dengan korban yang masih terjebak melalui alat komunikasi radio.

Ia menuturkan bagaimana dirinya dan rekan-rekannya mencoba menjaga komunikasi dengan para pendaki yang sedang dalam kondisi kritis.

“Kaget dan sedih, tapi bersama orang-orang di YV, mengontak korban yang terjebak menggunakan HT agar tetap merespons,” tuturnya.

Usaha penyelamatan akhirnya membuahkan hasil, meski dua nyawa tak tertolong.

Baca juga:  Deddy Corbuzier Soroti Kritik Anak Sekolah soal Menu Makanan Gratis: Ayam Kurang Enak?

“Sampai akhirnya mereka dijemput oleh para relawan, baik lokal ataupun internasional, pada tanggal 1 Maret 2025. Alhamdulillah ketiganya selamat, meski sempat kritis,” tandas Fiersa.

Peristiwa ini kembali menjadi pengingat bahwa alam adalah tempat yang indah sekaligus penuh risiko.

Bagi siapa saja yang ingin menaklukkan puncak-puncak tertinggi, kesiapan fisik, mental, serta pemilihan operator tur yang tepat menjadi faktor penting yang tak bisa diabaikan.

Ekspedisi yang seharusnya menjadi perjalanan penuh kebanggaan, berubah menjadi duka mendalam bagi para keluarga dan sahabat korban. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi dunia pendakian Indonesia.***

Pos terkait

mandira-ads