Waspada! 9 Wilayah di Jateng Berstatus Siaga Hujan Ekstrem, 20 Daerah Lainnya Terancam Cuaca Buruk

Jatengvox.com – Cuaca ekstrem kembali mengancam sejumlah wilayah di Jawa Tengah.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa sembilan kabupaten/kota di provinsi ini telah berstatus siaga curah hujan tinggi, sementara 20 daerah lainnya masuk dalam kategori waspada.

Hujan dengan intensitas tinggi diprediksi akan mengguyur hingga akhir Februari 2025.

Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, menjelaskan bahwa hujan deras dengan akumulasi 200-300 milimeter per dasarian diperkirakan akan melanda Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Brebes, Kabupaten Batang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Banyumas, dan Kabupaten Cilacap.

Sementara itu, 20 daerah yang masuk kategori waspada dengan curah hujan berkisar 150-200 milimeter per dasarian meliputi Kota Tegal, Kota Semarang, Kota Magelang, Kota Salatiga, Kota Surakarta, Kabupaten Tegal, Kabupaten Semarang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kendal, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora, Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Klaten, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Purworejo, dan Kabupaten Kebumen.

Baca juga:  Atalia Praratya Pernah Singgung Soal Kepercayaan dalam Rumah Tangga, Kini Ridwan Kamil Diterpa Isu Perselingkuhan

Peringatan ini berdasarkan analisis cuaca dari Peringatan Dini Cuaca dan Iklim Provinsi Jawa Tengah Periode Dasarian III Februari 2025, yang dirilis oleh Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II.

Fenomena Cuaca yang Memicu Hujan Ekstrem

BMKG mencatat bahwa kondisi cuaca saat ini dipengaruhi oleh beberapa fenomena global dan regional.

Baca juga:  Zakat Tembus Ratusan Miliar, Begini Cara Baznas Jateng Salurkan Hingga ke Palestina

Indeks Indian Ocean Dipole (IOD) berada pada kategori netral dengan angka -0,27, yang diperkirakan akan bertahan hingga pertengahan tahun 2025.

Sementara itu, fenomena El Niño-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan indeks minus 1,18, yang menandakan kondisi La Niña lemah.

Anomali suhu permukaan laut (Sea Surface Temperature/SST) di wilayah Nino3.4 juga masih mendukung potensi hujan lebat.

“Saat ini, seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah berada pada periode musim hujan. Puncak musim hujan 2024/2025 di Jawa Tengah umumnya terjadi pada bulan Januari dan Februari 2025,” jelas Teguh Wardoyo.

Selain itu, BMKG juga memantau keberadaan bibit siklon tropis 99S, yang sebelumnya berada di Samudra Hindia selatan Jawa Timur, kini bergerak ke Samudra Hindia selatan Jawa Tengah.

Baca juga:  Jelang Ramadhan, Mensos Gus Ipul Pastikan 90% Bansos Sudah Tersalurkan! Ini Jadwal dan Sasarannya

Bibit siklon ini berpotensi memicu cuaca ekstrem berupa hujan deras yang disertai angin kencang dan petir di berbagai wilayah Jateng.

Dengan kondisi cuaca yang semakin tidak menentu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi.

“Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan pohon tumbang,” ujar Teguh Wardoyo.

Masyarakat di daerah rawan bencana diharapkan selalu memperbarui informasi cuaca dari sumber resmi BMKG dan mengambil langkah antisipasi untuk menghindari dampak buruk dari cuaca ekstrem ini.***

Pos terkait

mandira-ads