Jatengvox.com – Jagung, salah satu tanaman pangan utama di dunia, memainkan peran penting dalam memastikan ketahanan pangan global, terutama di tengah ancaman perubahan iklim yang semakin nyata.
Sebagai tanaman yang tumbuh di berbagai wilayah dengan iklim beragam, jagung memiliki potensi besar untuk menjadi solusi atas permasalahan produksi pangan yang saat ini dihadapi banyak negara, termasuk Indonesia.
Produksi Jagung di Indonesia
Di Indonesia, jagung menjadi komoditas utama yang ditanam di berbagai daerah, mulai dari Sumatra hingga Nusa Tenggara. Menurut data Kementerian Pertanian, produksi jagung nasional pada tahun 2023 mencapai 23 juta ton, meningkat dari tahun sebelumnya.
Provinsi Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Lampung menjadi daerah penghasil jagung terbesar di tanah air.
Petani di daerah-daerah ini kini semakin mengandalkan jagung sebagai sumber penghasilan utama. Hal ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah yang memberikan bibit unggul dan pupuk bersubsidi guna meningkatkan produktivitas.
“Jagung memiliki masa tanam yang relatif singkat, sekitar tiga bulan, dan cukup tahan terhadap kekeringan. Ini membuatnya menjadi pilihan utama bagi petani di musim kering,” ungkap Ahmad, seorang petani jagung di Sulawesi Selatan.
Tantangan Perubahan Iklim
Meskipun jagung dikenal sebagai tanaman yang adaptif, perubahan iklim tetap menjadi tantangan utama. Peningkatan suhu global dan perubahan pola curah hujan menyebabkan ketidakpastian dalam masa tanam dan hasil panen.
Para ahli memperingatkan bahwa jika langkah-langkah mitigasi tidak segera diambil, produksi jagung bisa terancam di masa depan.
Dalam konferensi pangan yang diadakan di Jakarta baru-baru ini, para peneliti dari berbagai universitas di Indonesia menyarankan penggunaan teknologi pertanian modern seperti irigasi tetes dan varietas jagung tahan kering.
Selain itu, pengembangan teknologi genetik untuk menciptakan benih jagung yang lebih tahan terhadap perubahan iklim juga menjadi fokus utama penelitian.
Inovasi dan Keberlanjutan
Untuk menjawab tantangan ini, para petani dan ilmuwan terus berinovasi. Salah satu inovasi yang kini banyak diterapkan adalah penggunaan sistem pertanian berkelanjutan. Dengan sistem ini, petani tidak hanya fokus pada peningkatan produksi, tetapi juga menjaga kesuburan tanah dan keberlanjutan ekosistem. Selain itu, jagung juga berpotensi untuk diolah menjadi bioetanol, sebagai sumber energi terbarukan.
“Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung riset dan inovasi di sektor pertanian, termasuk jagung, guna menjamin ketersediaan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Menteri Pertanian dalam sambutannya di acara Hari Jagung Nasional yang diselenggarakan di Bandung.
Masa Depan Jagung di Indonesia
Di masa depan, jagung diharapkan tidak hanya menjadi sumber pangan, tetapi juga menjadi komoditas strategis yang dapat mendukung sektor energi dan industri. Dengan dukungan teknologi, kebijakan pemerintah, dan kerja sama petani, tanaman jagung memiliki potensi untuk tetap menjadi tulang punggung ketahanan pangan Indonesia.***