Jatengvox.com – Inflasi menjadi salah satu kondisi ekonomi global yang tidak bisa dihindari. Inflasi ditandai dengan kenaikan harga barang dan jasa, mempunyai dampak besar di seluruh sektor perekonomian. Mulai dari harga bahan-bahan pokok, pakaian, sekolah, dan lain sebagainya.
Daya beli masyarakat berkurang seiring dengan meningkatnya inflasi. Maklum, apa-apa jadi mahal. Sebagai gambaran, dengan jumlah uang yang sama, individu dapat membeli lebih sedikit barang dibandingkan sebelumnya.
Misalnya saja, jumlah barang yang dapat dibeli sebesar Rp 5.000 pada tahun 2010 kini telah berkurang, sehingga jumlah barang yang dapat dibeli dengan jumlah yang sama menjadi lebih sedikit.
Inflasi dapat berasal dari berbagai faktor seperti meningkatnya permintaan, meningkatnya biaya produksi, dan pergeseran kebijakan moneter.
Penyebab Terjadinya Inflasi
Inflasi dapat timbul karena berbagai faktor, antara lain:
1. Peningkatan permintaan
Inflasi dapat dipicu oleh peningkatan permintaan barang dan jasa, terutama ketika permintaan melebihi kapasitas produksi yang tersedia. Akibatnya, harga barang dan jasa cenderung naik karena meningkatnya permintaan.
2. Biaya produksi menikmati
Meningkatnya biaya produksi, seperti kenaikan harga bahan mentah, tenaga kerja, atau biaya produksi lainnya, dapat mendorong kenaikan harga produk akhir. Produsen selanjutnya mengalihkan biaya tambahan tersebut kepada konsumen melalui kenaikan harga, sehingga berpotensi memicu inflasi.
3. Kebijakan ekonomi
Kebijakan ekonomi dari pemerintah seperti menambah jumlah uang beredar atau menurunkan suku bunga, dapat mendorong inflasi. Jika kelebihan uang beredar di pasar tanpa peningkatan produksi barang dan jasa yang sepadan, hal ini dapat memicu lonjakan permintaan yang tidak semestinya dan mengakibatkan inflasi.
4. Lonjakan harga bahan bakar
Kenaikan harga minyak bumi dan bahan bakar lainnya dapat memicu reaksi berantai yang mempengaruhi biaya transportasi, produksi, dan distribusi barang. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa secara keseluruhan, yang merupakan salah satu katalis inflasi.
5. Peningkatan upah
Kenaikan upah minimum atau tuntutan kenaikan upah dari serikat pekerja dapat meningkatkan biaya tenaga kerja bagi perusahaan. Untuk mengimbangi pengeluaran ini, perusahaan mungkin memilih untuk menaikkan harga produknya, sehingga berpotensi berkontribusi terhadap inflasi.
6. Depresiasi mata uang
Depresiasi mata uang suatu negara terhadap mata uang asing dapat memicu kenaikan harga barang-barang impor. Hal ini dapat memicu inflasi karena harga barang impor menjadi lebih mahal bagi konsumen dalam negeri.
Dampak Inflasi Bagi Masyarakat
Inflasi mempunyai dampak yang cukup serius. Bahkan ada negara yang nyaris bangkrut karena tidak bisa menghalau laju inflasi yang tinggi. Inilah dampak inflasi yang cukup merugikan masyarakat.
1. Penurunan daya beli
Ketika harga barang-barang melebihi pertumbuhan pendapatan, masyarakat mengalami penurunan daya beli. Masyarakat enggan mengeluarkan uangnya untuk membeli barang atau jasa karena terlalu mahal. Sementara pendapatan mereka tidak cukup banyak. Perekonomian pun bisa menjadi lesu.
2. Ketidakpastian perekonomian
Inflasi yang tinggi menimbulkan ketidakpastian perekonomian, sehingga menyulitkan konsumen dan produsen untuk merencanakan investasi jangka panjang.
3. Berkurangnya nilai tabungan
Meski memiliki tabungan, dampak inflasi dapat mengikis nilai tabungan tersebut seiring berjalannya waktu. Misalnya kamu punya tabungan Rp50 juta hari ini. Inflasi yang tinggi akan membuat nilai Rp50 juta kamu menjadi seperti Rp20 juta di kemudian hari.
Inflasi memang harus diwaspadai. Jangan sampai pengeluaran kita bertambah tapi pemasukan tetap stabil di nilai yang sama.