Jatengvox.com – Menikmati keindahan yang diciptakan Tuhan adalah sebuah ketenangan yang bisa kita dapatkan sebagai manusia yang penuh dosa dan terlalu sibuk mengejar dunia.
Begitulah kiranya, sebuah pengingat yang seringkali terlintas dalam benak ketika menjelang petang sembari menunggu senja di tepian Stadion Kebondalem Kendal, sebuah aktivitas rutinan yang biasa saya sebut “melamun di sore hari”.
Tubuh yang lesu, mata yang sayu, pikiran yang bergemuruh riuh memerlukan waktu untuk diam sejenak memandang keindahan langit yang mulai meredupkan cahayanya.
Di tepian stadion tidak hanya memandang langit tetapi juga menyaksikan lalu-lalang manusia bergerak membawa diri yang tentunya penuh teka-teki, pedagang yang penuh harap untuk dijajani, dan tentunya diri ini yang seringkali mempertanyakan makna hidup yang terus berotasi.
Melamun disini terasa istimewa, sembari menyantap kehangatan cireng renjana yang selalu menciptakan rindu di setiap gigitanya. Seperti fase dalam kehidupan ini, terdapat suka, duka, dan hampa. Cireng Renjana juga memiliki tiga cita rasa yakni keju, bakso, dan ayam suwir yang menggoda.
Terlalu larut dalam kenikmatan cireng renjana sampai lupa diri ternyata saus yang disajikan bersama cireng begitu pedas dan membuat tubuh ini kembali mengasihani diri.
Bahkan, hingga saat ini sudah puluhan tahun hidup di dunia saya terus mempertanyakan, “Tuhan, kebahagiaan seperti apa yang engkau janjikan sampai saya menjawab sebanyak 77 kali untuk tetap lahir ke dunia?”***