Jatengvox.com – Storytelling adalah seni menyampaikan cerita yang dapat memikat perhatian audiens, baik dalam dunia bisnis, pemasaran, maupun hiburan.
Namun, meskipun terlihat sederhana, banyak orang sering melakukan kesalahan dalam storytelling yang membuat pesan mereka gagal tersampaikan dengan efektif.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa kesalahan umum dalam storytelling dan bagaimana cara menghindarinya agar cerita Anda dapat memberikan dampak maksimal.
1. Cerita yang Terlalu Rumit
Salah satu kesalahan terbesar dalam storytelling adalah membuat cerita yang terlalu rumit.
Cerita yang penuh dengan detail yang tidak relevan atau alur yang membingungkan dapat membuat audiens kehilangan minat.
Padahal, tujuan utama storytelling adalah menyampaikan pesan dengan jelas dan mudah dipahami.
Cara menghindari:
- Fokus pada inti cerita.
- Gunakan alur yang sederhana dan mudah diikuti.
- Pilih detail yang relevan untuk memperkuat pesan utama.
2. Tidak Memahami Audiens
Cerita yang hebat sekalipun bisa gagal jika tidak sesuai dengan audiens.
Kesalahan ini sering terjadi ketika pembuat cerita tidak melakukan riset mendalam tentang siapa yang akan mendengar atau membaca cerita mereka.
Cara menghindari:
- Kenali siapa audiens Anda (usia, minat, kebutuhan).
- Gunakan bahasa, gaya, dan tema yang sesuai dengan audiens.
- Lakukan survei atau observasi untuk memahami perspektif audiens.
3. Karakter yang Tidak Meyakinkan
Karakter adalah elemen penting dalam storytelling.
Karakter yang terlalu datar, tidak realistis, atau tidak relevan dengan cerita dapat membuat audiens kehilangan koneksi emosional dengan cerita tersebut.
Cara menghindari:
- Buat karakter yang memiliki tujuan, motivasi, dan konflik.
- Pastikan karakter Anda relatable dan memiliki emosi yang nyata.
- Gunakan karakter untuk membawa pesan cerita secara alami.
4. Mengabaikan Konflik
Konflik adalah elemen utama yang membuat cerita menarik.
Tanpa konflik, cerita akan terasa hambar dan tidak meninggalkan kesan mendalam pada audiens.
Cara menghindari:
- Identifikasi konflik utama dalam cerita Anda.
- Pastikan konflik tersebut relevan dan dapat memancing emosi audiens.
- Tunjukkan resolusi konflik secara logis dan memuaskan.
5. Tidak Ada Call-to-Action (CTA)
Dalam storytelling untuk pemasaran atau bisnis, mengakhiri cerita tanpa memberikan arahan kepada audiens adalah kesalahan yang sering terjadi.
Padahal, CTA adalah elemen penting yang mendorong audiens untuk mengambil tindakan.
Cara menghindari:
- Pastikan cerita Anda memiliki pesan yang jelas.
- Sertakan ajakan yang spesifik di akhir cerita, seperti “Kunjungi situs kami” atau “Coba produk ini sekarang.”
- Gunakan bahasa persuasif namun tetap natural.
6. Terlalu Fokus pada Produk atau Jasa
Kesalahan ini sering terjadi dalam storytelling untuk tujuan pemasaran.
Jika cerita Anda terlalu berpusat pada produk atau jasa, audiens akan merasa sedang dijual sesuatu, bukan sedang menikmati cerita.
Cara menghindari:
- Fokus pada nilai atau solusi yang ditawarkan, bukan produk itu sendiri.
- Bangun cerita yang memprioritaskan pengalaman audiens.
- Masukkan produk atau jasa secara organik ke dalam cerita.
7. Tidak Mengedit dan Mengulang Cerita
Banyak orang berpikir bahwa cerita yang pertama kali dibuat sudah sempurna.
Namun, storytelling yang efektif membutuhkan proses editing dan penyempurnaan.
Cara menghindari:
- Bacakan cerita Anda kepada orang lain untuk mendapatkan masukan.
- Lakukan revisi untuk memperbaiki bagian yang kurang jelas atau membingungkan.
- Pastikan cerita memiliki alur yang lancar dan pesan yang kuat.