Jatengvox.com – Keputusan pemerintah menghentikan sementara program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama masa libur sekolah cukup mengejutkan publik.
Banyak pertanyaan muncul terkait kelanjutan program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini, apalagi MBG telah menjadi perhatian nasional dalam upaya meningkatkan asupan gizi anak-anak Indonesia.
Kepala Staf Kepresidenan, Letjen (Purn) AM Putranto, akhirnya memberikan penjelasan. Ia menyebutkan bahwa kebijakan penghentian sementara program Makan Bergizi Gratis ini semata demi efisiensi penggunaan anggaran dari APBN.
“MBG itu kan di masa liburan ini tidak ada,” katanya tegas, Sabtu (21/6/2025).
Namun, tidak semua institusi pendidikan akan berhenti menerima suplai makanan bergizi.
Menurut AM Putranto, sejumlah sekolah seperti pondok pesantren yang masih menjalankan kegiatan belajar mengajar akan tetap mendapatkan alokasi makanan dari program MBG.
“Ada sekolah-sekolah yang masuk itu tetap dapat, tapi kalau nggak, ya mau masakin siapa? kan buang-buang biaya,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa keputusan ini tidak bertujuan untuk mengabaikan hak anak-anak terhadap makanan sehat, melainkan sebagai langkah taktis agar anggaran negara digunakan secara bijak.
“Niatnya beliau sangat luar biasa, mudah-mudahan barokah untuk kita semua,” ungkap Putranto, merujuk pada niat Presiden Prabowo dalam menghadirkan program ini sebagai bentuk pelayanan negara terhadap anak-anak bangsa.
Di tengah beragam opini masyarakat, AM Putranto juga mengingatkan pentingnya menyaring informasi.
Ia mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpancing atau menyebarkan narasi yang menyesatkan, apalagi yang bersifat menjelekkan program tersebut.
“Kalau ada berita-berita yang kurang bagus dan sebagainya lebih baik info, kalau kita tidak ngerti jangan main share,” pesannya.
Program Makan Bergizi Gratis memang sejak awal dicanangkan sebagai upaya besar untuk memperkuat generasi muda lewat pemenuhan nutrisi yang memadai.
Namun, seperti halnya program berskala nasional lainnya, fleksibilitas dalam pelaksanaannya tetap diperlukan demi menjaga efisiensi dan efektivitas.
Langkah KSP untuk menjelaskan skema selama masa libur ini menunjukkan komitmen pemerintah terhadap transparansi.
Di sisi lain, publik juga diharapkan bersikap bijak dalam menerima dan menyikapi setiap kebijakan yang diambil, terlebih dalam masa transisi dan penyesuaian anggaran seperti saat ini.
Meski dihentikan sementara di sekolah-sekolah yang libur, program MBG tetap berjalan di lembaga pendidikan aktif.
Ini membuktikan bahwa program tersebut tidak benar-benar dihentikan, melainkan diatur ulang berdasarkan kebutuhan aktual di lapangan.***