Jatengvox.com – Pada awal abad ke-20, Indonesia tengah berada dalam kekuasaan kolonial Belanda. Namun, semangat nasionalisme mulai tumbuh di kalangan pemuda-pemudi bangsa.
Mereka menginginkan sebuah perubahan besar—kemerdekaan dan kesatuan bangsa. Salah satu tonggak penting dalam perjuangan itu adalah Sumpah Pemuda, yang tidak lepas dari peran besar Kongres Pemuda.
Kongres Pemuda dimulai dengan kesadaran bahwa persatuan adalah kunci untuk mencapai kemerdekaan. Pemuda dari berbagai suku, agama, dan daerah di seluruh kepulauan Nusantara merasakan pentingnya bergerak bersama. Organisasi-organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatera, Jong Ambon, dan Jong Celebes aktif memperjuangkan gagasan nasionalisme dengan mempromosikan budaya masing-masing sekaligus mendorong persatuan.
Kongres Pemuda Pertama diselenggarakan pada tahun 1926 di Batavia (sekarang Jakarta). Meski belum berhasil menghasilkan keputusan besar, kongres ini menjadi langkah awal yang signifikan dalam menggalang kesadaran nasional. Para pemuda mulai memahami bahwa perjuangan tidak dapat dilakukan secara terpisah-pisah.
Kongres Pemuda II dan Lahirnya Sumpah Pemuda
Puncaknya terjadi pada Kongres Pemuda II yang berlangsung pada 27-28 Oktober 1928. Dalam kongres ini, para pemuda dari berbagai organisasi bertemu untuk merumuskan pandangan bersama mengenai identitas bangsa. Kongres ini dipimpin oleh Sugondo Djojopuspito, dan dihadiri tokoh-tokoh penting seperti Mohammad Yamin, Soegondo, dan Wage Rudolf Supratman.
Pada kongres tersebut, Mohammad Yamin mempresentasikan pidato yang menggugah semangat persatuan, serta mengajukan konsep satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa. Puncak acara adalah pembacaan ikrar yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda:
1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Selain itu, Wage Rudolf Supratman mempersembahkan lagu “Indonesia Raya,” yang kemudian menjadi lagu kebangsaan. Ini menjadi momen simbolis yang mengukuhkan semangat persatuan dan tekad untuk meraih kemerdekaan.
Dampak Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan
Sumpah Pemuda menjadi titik balik penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Setelah peristiwa ini, gerakan nasionalis menjadi semakin kuat dan terorganisir. Sumpah Pemuda tidak hanya mempertegas identitas bangsa Indonesia, tetapi juga memotivasi berbagai kelompok untuk bersatu melawan penjajahan.
Berbagai organisasi yang semula berbasis etnis atau daerah mulai bergabung dalam perjuangan bersama. Selain itu, Sumpah Pemuda memotivasi kaum muda untuk berperan lebih aktif dalam politik dan perjuangan kemerdekaan, dengan semangat untuk mempertahankan kesatuan bangsa dan memperjuangkan kemerdekaan.
Sumpah Pemuda merupakan langkah besar menuju kemerdekaan Indonesia. Diawali dari kesadaran pemuda tentang pentingnya persatuan, Kongres Pemuda II berhasil merumuskan ikrar bersama yang menyatukan semangat kebangsaan.
Meskipun kemerdekaan baru diraih pada tahun 1945, Sumpah Pemuda tahun 1928 menjadi fondasi penting dalam membangun Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berdaulat.***