Jatengvox.com – Puasa bukan hanya sekadar ibadah atau tradisi, tetapi juga memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan, termasuk kesehatan mental.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa menahan lapar dalam jangka waktu tertentu dapat meningkatkan fokus, kejernihan berpikir, dan bahkan memperbaiki suasana hati.
Bagaimana puasa dapat membantu kesehatan mental, terutama dalam meningkatkan fokus?
Mari kita bahas lebih dalam.
Ketika seseorang berpuasa, tubuh mengalami perubahan metabolik yang signifikan.
Salah satu efek utama dari puasa adalah peningkatan produksi brain-derived neurotrophic factor (BDNF), yaitu protein yang berperan dalam pertumbuhan dan perbaikan sel-sel otak.
BDNF membantu meningkatkan daya ingat, kemampuan belajar, serta mengurangi risiko gangguan neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.
Selain itu, puasa juga dapat merangsang produksi keton, sumber energi alternatif bagi otak yang lebih efisien dibandingkan glukosa.
Ketika tubuh beradaptasi menggunakan keton, otak bekerja lebih optimal, sehingga meningkatkan fokus dan konsentrasi.
Pernahkah Anda merasa sulit berkonsentrasi setelah makan besar?
Hal ini terjadi karena tubuh membutuhkan lebih banyak energi untuk mencerna makanan, sehingga suplai darah ke otak sedikit berkurang.
Sebaliknya, saat berpuasa, tubuh tidak perlu bekerja keras untuk mencerna makanan, sehingga aliran darah ke otak tetap stabil.
Selain itu, puasa juga membantu menyeimbangkan kadar gula darah, yang sering kali menjadi penyebab utama kabut otak (brain fog).
Dengan kadar gula darah yang stabil, seseorang akan merasa lebih waspada, energik, dan mampu berpikir lebih jernih.
Puasa dapat menjadi latihan pengendalian diri yang efektif.
Saat menahan lapar dan haus, seseorang belajar untuk lebih sabar dan tidak bereaksi impulsif terhadap emosi.
Hal ini secara langsung berpengaruh pada peningkatan kecerdasan emosional dan kemampuan dalam mengelola stres.
Secara ilmiah, puasa terbukti menurunkan kadar hormon kortisol, yaitu hormon stres yang sering dikaitkan dengan kecemasan dan gangguan suasana hati.
Dengan kadar kortisol yang lebih rendah, seseorang lebih mampu menghadapi tekanan dengan tenang dan berpikir lebih rasional.
Neuroplastisitas adalah kemampuan otak untuk beradaptasi dan membentuk koneksi baru.
Studi menunjukkan bahwa puasa dapat merangsang proses ini, sehingga membantu meningkatkan daya ingat dan kemampuan belajar.
Ketika tubuh dalam kondisi puasa, terjadi peningkatan produksi autofagi, yaitu proses pembersihan seluler yang membantu menghilangkan racun dan memperbaiki sel-sel otak yang rusak.
Dengan demikian, otak menjadi lebih sehat dan berfungsi lebih baik.
Tidur yang berkualitas berperan penting dalam kesehatan mental dan kinerja otak.
Puasa dapat membantu memperbaiki pola tidur dengan mengatur ulang ritme sirkadian, yaitu jam biologis tubuh yang mengontrol siklus tidur dan bangun.
Saat seseorang berpuasa dan menghindari konsumsi makanan berat di malam hari, tubuh lebih mudah beristirahat tanpa gangguan dari proses pencernaan.
Tidur yang cukup dan berkualitas dapat meningkatkan daya ingat, mempercepat pemulihan mental, serta meningkatkan produktivitas di siang hari.***
Jatengvox.com - Pasangan selebriti yang kerap bikin netizen baper, Alyssa Daguise dan Al Ghazali, kini…
Jatengvox.com - Asam urat sering kali dianggap sebagai penyakit orang tua. Namun, tren gaya hidup…
Jatengvox.com - Menjaga kesehatan jantung tidak selalu harus dilakukan dengan olahraga berat atau pergi ke…
Jatengvox.com - Ginjal merupakan organ vital yang berperan penting dalam menyaring limbah dan kelebihan cairan…
Jatengvox.com - Asam urat adalah kondisi yang sering kali dianggap hanya disebabkan oleh konsumsi daging…
Jatengvox.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggagas sebuah kegiatan penuh makna: OJK Digiclass Content Creator…