Ini Fakta Ilmiah di Balik Mitos Skincare yang Masih Banyak Dipercaya Orang

mitos skincare

Jatengvox.com – Industri skincare terus berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, di balik maraknya produk dan tren perawatan wajah, masih banyak mitos skincare yang dipercaya banyak orang.

Sayangnya, tidak semua informasi yang beredar benar secara ilmiah. Sebaliknya, sebagian besar hanyalah opini tanpa dasar kuat.

Yuk, kita bongkar satu per satu mitos seputar skincare dan lihat apa kata sains!

1. Kulit Berminyak Tidak Butuh Pelembap

Banyak orang dengan jenis kulit berminyak berpikir bahwa menggunakan pelembap hanya akan membuat wajah makin mengilap. Padahal, fakta ilmiah berkata lain.

Menurut penelitian dermatologis, kulit yang memproduksi banyak minyak belum tentu terhidrasi dengan baik.

Produksi sebum berlebih justru bisa menjadi respons dari kulit yang merasa kering.

Menggunakan pelembap yang tepat—biasanya yang berbahan dasar air atau berlabel non-comedogenic—justru membantu menjaga keseimbangan kulit. Jadi, pelembap tetap penting meskipun kulitmu tergolong berminyak.

2. Semakin Mahal Produk, Semakin Ampuh Hasilnya

Label harga yang tinggi memang sering diasosiasikan dengan kualitas yang lebih baik.

Baca juga:  Tips Memilih Skincare yang Aman untuk Kulit Sensitif

Tapi, dalam dunia skincare, hal itu tidak selalu berlaku.

Banyak produk dengan harga terjangkau memiliki kandungan bahan aktif yang sama efektifnya dengan brand high-end.

Hal yang perlu diperhatikan adalah komposisi dan konsistensi pemakaian. Misalnya, kandungan seperti niacinamide, salicylic acid, atau hyaluronic acid bisa ditemukan dalam berbagai rentang harga.

Jadi, daripada terpaku pada harga, lebih baik fokus pada kecocokan dengan jenis kulitmu.

3. Semakin Banyak Produk, Semakin Bagus Hasilnya

Tren skincare 10 langkah sempat populer, terutama karena pengaruh K-beauty.

Banyak orang beranggapan bahwa semakin banyak lapisan produk yang digunakan, maka hasilnya akan semakin maksimal.

Namun, dermatolog memperingatkan bahwa menggunakan terlalu banyak produk justru bisa memperbesar risiko iritasi, terutama jika kandungannya tumpang tindih atau tidak cocok satu sama lain.

Rutinitas dasar skincare yang terdiri dari pembersih, pelembap, dan sunscreen di pagi hari sudah cukup sebagai fondasi perawatan kulit yang sehat.

4. Kulit Mengelupas Tanda Produk Berhasil Bekerja

Tak sedikit orang percaya bahwa ketika kulit mulai mengelupas setelah memakai suatu produk, itu berarti proses “detoksifikasi” sedang berlangsung dan produk tersebut efektif.

Baca juga:  Kendalikan Emosi! Ini Cara Tetap Tenang dan Menguasai Jalannya Debat

Faktanya, pengelupasan bisa menjadi tanda iritasi atau reaksi negatif terhadap bahan aktif yang terlalu keras, seperti AHA/BHA atau retinol.

Meskipun eksfoliasi memang bisa membantu regenerasi kulit, reaksi berlebihan bukanlah pertanda baik.

Selalu perhatikan dosis dan frekuensi penggunaan, serta hentikan pemakaian jika muncul tanda iritasi berlebih.

5. Skincare Alami Selalu Lebih Aman dan Efektif

Produk dengan label “alami” atau “organik” memang terdengar menenangkan. Namun, bukan berarti bahan alami selalu lebih aman bagi kulit.

Beberapa bahan alami justru bisa memicu reaksi alergi atau iritasi, terutama jika digunakan tanpa proses formulasi yang tepat.

Misalnya, lemon yang sering dianggap mencerahkan kulit ternyata memiliki tingkat keasaman tinggi yang bisa merusak skin barrier jika digunakan langsung.

Di sisi lain, bahan sintetis yang sudah melalui uji klinis justru bisa lebih stabil dan aman digunakan.

6. Tidak Perlu Sunscreen Saat Mendung atau di Dalam Ruangan

Banyak orang merasa tidak perlu memakai sunscreen ketika berada di dalam rumah atau saat cuaca mendung.

Baca juga:  Rahasia Tidur Nyenyak dan Bangun Pagi dengan Segar

Padahal, sinar UVA yang bisa menembus kaca dan awan tetap berisiko merusak kulit.

Penelitian menunjukkan bahwa paparan sinar UVA dalam jangka panjang bisa mempercepat penuaan kulit dan meningkatkan risiko kanker kulit.

Oleh karena itu, sunscreen dengan minimal SPF 30 tetap disarankan untuk digunakan setiap hari, bahkan saat tidak keluar rumah.

7. Kulit Wajah Bisa “Kebal” Terhadap Produk Skincare

Ada juga anggapan bahwa kulit bisa menjadi kebal atau tidak lagi bereaksi terhadap produk setelah digunakan dalam waktu lama.

Sebenarnya, yang terjadi adalah kulit sudah mencapai kondisi stabil sehingga efek perubahan tidak lagi sejelas di awal pemakaian.

Ini bukan berarti produk tidak lagi bekerja, melainkan karena kulitmu sudah terbantu mencapai keseimbangan.

Kecuali ada perubahan hormon, lingkungan, atau gaya hidup, produk yang cocok tetap bisa dipakai dalam jangka panjang.***

Pos terkait

mandira-ads