Jatengvox.com – Generasi Z, atau sering disebut sebagai Gen Z, adalah generasi yang lahir di era digital.
Mereka tumbuh dengan internet, media sosial, dan teknologi yang semakin canggih.
Namun, di balik kemudahan akses informasi dan teknologi, generasi ini kerap dilanda kegelisahan terhadap masa depan.
Apa yang sebenarnya dicari oleh Gen Z di tengah ketidakpastian ini?
Tantangan di Era Digital
Gen Z tumbuh di dunia yang penuh dengan perubahan cepat. Teknologi yang berkembang pesat memberikan mereka akses ke informasi dari seluruh dunia dalam hitungan detik.
Meski demikian, kelebihan informasi ini justru sering kali menjadi beban. Mereka harus menyaring dan memilih mana informasi yang relevan dan benar, di antara tumpukan hoaks yang beredar luas.
Ketidakpastian akan karier dan masa depan menjadi salah satu kegelisahan utama bagi Gen Z.
Di masa lalu, jalur karier cenderung lebih jelas, seperti bekerja di perusahaan besar atau instansi pemerintah.
Namun, sekarang, dengan munculnya profesi baru seperti content creator, influencer, hingga pekerja lepas, jalur karier menjadi lebih fleksibel, tapi juga penuh risiko.
Ini sering kali membuat mereka bertanya-tanya, apakah pilihan karier yang mereka ambil saat ini benar-benar akan menjamin masa depan yang stabil?
Keinginan untuk Berdampak
Salah satu hal yang mencolok dari Gen Z adalah keinginan mereka untuk membuat dampak sosial.
Berbeda dengan generasi sebelumnya yang mungkin lebih fokus pada stabilitas finansial, Gen Z ingin pekerjaan mereka memiliki makna.
Mereka cenderung mencari pekerjaan yang selaras dengan nilai-nilai mereka, seperti keberlanjutan lingkungan, kesetaraan sosial, dan keadilan.
Namun, ini juga menjadi sumber kegelisahan. Dengan begitu banyak masalah global yang harus dihadapi, seperti perubahan iklim, ketidakadilan sosial, dan krisis ekonomi, Gen Z sering kali merasa terbebani.
Mereka merasa perlu melakukan sesuatu untuk membuat perbedaan, tapi di sisi lain, mereka juga merasa tidak cukup berdaya untuk membuat perubahan besar dalam skala global.
Pentingnya Kesehatan Mental
Gen Z adalah generasi yang paling vokal tentang pentingnya kesehatan mental.
Mereka menyadari bahwa stres, kecemasan, dan depresi adalah masalah serius yang harus diatasi.
Media sosial, meskipun memberikan mereka platform untuk mengekspresikan diri, juga menjadi sumber tekanan.
Ekspektasi untuk selalu terlihat sempurna di depan publik, baik itu dalam hal penampilan fisik maupun pencapaian karier, dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.
Tidak mengherankan jika banyak dari mereka mencari dukungan melalui terapi, meditasi, dan teknik-teknik self-care.
Meski begitu, akses terhadap layanan kesehatan mental yang terjangkau dan berkualitas masih menjadi tantangan bagi sebagian besar Gen Z, terutama di negara berkembang.
Pencarian Identitas dan Komunitas
Di era yang serba terbuka ini, Gen Z juga tengah dalam pencarian identitas mereka.
Mereka ingin menegaskan siapa diri mereka di tengah keberagaman dan kebebasan berekspresi.
Namun, pencarian ini tidak selalu mudah. Terkadang, mereka dihadapkan pada tekanan sosial untuk menjadi “versi terbaik” dari diri mereka yang sering kali didikte oleh standar masyarakat atau media sosial.
Di sisi lain, mereka juga mencari komunitas yang dapat mendukung dan menerima mereka apa adanya.
Komunitas digital seperti grup diskusi, forum, hingga komunitas game online menjadi tempat di mana Gen Z bisa merasa diterima dan didukung.
Meski demikian, hubungan online tidak selalu memberikan kedalaman yang sama seperti hubungan nyata, yang pada akhirnya bisa memperparah rasa kesepian mereka.
Apa yang Dicari oleh Gen Z?
Dengan semua tantangan dan kegelisahan yang mereka hadapi, apa sebenarnya yang dicari oleh Gen Z?
Jawabannya cukup kompleks. Di satu sisi, mereka mencari stabilitas di tengah ketidakpastian.
Di sisi lain, mereka juga menginginkan kebebasan untuk mengejar passion mereka tanpa terikat oleh ekspektasi tradisional.
Gen Z juga mencari rasa keterhubungan, baik dengan diri mereka sendiri maupun dengan orang lain.
Mereka ingin merasa bahwa apa yang mereka lakukan memiliki arti dan dampak, baik dalam skala pribadi maupun global.
Mereka juga mencari keseimbangan antara dunia digital yang serba cepat dengan kebutuhan untuk menjaga kesehatan mental mereka.***