Bahaya Tidur Setelah Ashar: Mitos atau Fakta?

Jatengvox.com – Tidur setelah Ashar sering menjadi perbincangan di tengah masyarakat, terutama di kalangan umat Islam. Banyak yang percaya bahwa tidur di waktu tersebut dapat membawa dampak buruk, baik dari sisi kesehatan maupun spiritual.

Meski belum banyak penelitian ilmiah yang membahas secara khusus tidur setelah Ashar, anggapan negatif ini telah menjadi kepercayaan umum yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Namun, apakah benar tidur setelah Ashar berbahaya? Ataukah ini sekadar mitos yang tidak terbukti?

1. Pandangan Islam tentang Tidur Setelah Ashar

Dalam tradisi Islam, tidur setelah Ashar sering kali dikaitkan dengan nasihat para ulama yang menyarankan untuk menghindari tidur pada waktu tersebut.

Beberapa ulama mengutip hadis yang menyebutkan bahwa tidur setelah Ashar dapat menyebabkan “gangguan mental” atau “kebingungan“.

Meskipun hadis-hadis yang terkait dengan hal ini tidak selalu dianggap sahih, banyak umat Islam yang tetap meyakini bahwa tidur setelah Ashar bukanlah kebiasaan yang baik.

Di sisi lain, beberapa ulama dan cendekiawan Islam menafsirkan bahwa tidur setelah Ashar mungkin tidak dianjurkan karena waktu tersebut adalah waktu yang produktif, di mana seseorang seharusnya memanfaatkan waktu untuk bekerja, beribadah, atau melakukan aktivitas yang bermanfaat.

Baca juga:  Memaksimalkan Uang Belanja agar Keuangan Keluarga Terjaga

Dalam konteks ini, tidur pada waktu Ashar dianggap sebagai pemborosan waktu yang berharga.

2. Perspektif Kesehatan tentang Tidur Setelah Ashar

Dari segi kesehatan, tidur pada sore hari, khususnya setelah Ashar, bisa memengaruhi siklus tidur dan pola tidur seseorang. Tidur pada waktu tersebut sering kali dikaitkan dengan gangguan tidur di malam hari.

Berikut beberapa dampak negatif tidur setelah Ashar dari perspektif medis:

  • Gangguan Ritme Sirkadian : Ritme sirkadian adalah jam biologis tubuh yang mengatur siklus tidur dan bangun. Tidur di sore hari setelah Ashar, terutama jika terlalu lama, dapat mengacaukan ritme sirkadian, yang menyebabkan seseorang sulit tidur pada malam hari. Akibatnya, pola tidur malam menjadi terganggu, dan ini dapat memengaruhi kualitas tidur secara keseluruhan.
  • Mengganggu Produktivitas : Tidur setelah Ashar sering kali membuat seseorang merasa lesu atau grogi saat bangun, terutama jika tidur dalam durasi yang panjang. Efek ini dikenal sebagai “sleep inertia” atau rasa kebingungan sementara setelah bangun tidur. Ini bisa mengganggu produktivitas dan suasana hati, membuat seseorang merasa lebih malas untuk melanjutkan aktivitas.
  • Potensi Masalah Kesehatan : Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidur siang yang terlalu lama dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah kesehatan, seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas. Tidur siang yang berkepanjangan juga dapat mengurangi aktivitas fisik, yang berkontribusi terhadap pola hidup yang kurang sehat.
Baca juga:  Rasio Pendapatan vs Cicilan yang Sehat

3. Efek Psikologis dan Mitos Tidur Setelah Ashar

Dalam beberapa budaya, tidur setelah Ashar sering kali dikaitkan dengan dampak negatif terhadap mental seseorang. Ada anggapan bahwa tidur di waktu tersebut bisa menyebabkan mimpi buruk atau bahkan gangguan kejiwaan.

Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang kuat yang mendukung klaim ini, kepercayaan tersebut terus hidup dalam tradisi lisan di banyak komunitas Muslim.

Dalam konteks psikologis, tidur setelah Ashar mungkin menyebabkan perasaan terbangun dalam keadaan kebingungan atau tidak sepenuhnya terjaga.

Perasaan ini, jika dialami secara berulang, bisa memengaruhi suasana hati seseorang, menyebabkan kegelisahan atau perasaan tidak nyaman.

Kondisi ini bisa menambah keyakinan bahwa tidur setelah Ashar adalah kebiasaan buruk, meskipun efek tersebut lebih berkaitan dengan durasi dan kualitas tidur dibandingkan waktu spesifiknya.

 4. Alternatif Istirahat yang Sehat

Daripada tidur setelah Ashar, para ahli kesehatan sering menyarankan untuk mengambil tidur siang yang singkat atau “power nap” sebelum waktu Ashar tiba.

Power nap, yaitu tidur selama 10-20 menit di siang hari, terbukti bermanfaat untuk meningkatkan konsentrasi, memperbaiki suasana hati, dan menambah energi tanpa mengganggu siklus tidur malam.

Baca juga:  Rahasia Diet Sehat Tanpa Mengorbankan Kenikmatan Makan

Selain itu, aktivitas ringan seperti berjalan-jalan atau melakukan peregangan setelah Ashar dapat membantu tubuh tetap segar dan meningkatkan energi.

Dengan menjaga tubuh tetap aktif pada waktu tersebut, seseorang bisa menghindari rasa kantuk yang sering datang di sore hari.

5. Kesimpulan: Mitos atau Fakta?

Kepercayaan bahwa tidur setelah Ashar berbahaya lebih banyak berasal dari pandangan budaya dan religius daripada bukti ilmiah yang konkret. Dari sisi kesehatan, tidur pada sore hari, terutama dalam durasi yang panjang, memang bisa mengganggu pola tidur dan menyebabkan efek kurang menyenangkan seperti grogi atau sulit tidur di malam hari.

Namun, klaim tentang gangguan mental atau dampak buruk lainnya lebih cenderung ke arah mitos yang belum terbukti secara medis.

Oleh karena itu, yang terbaik adalah menjaga keseimbangan antara kebutuhan tidur dan waktu produktif. Jika memang merasa sangat lelah, tidur siang yang singkat sebelum waktu Ashar bisa menjadi pilihan yang lebih baik daripada tidur panjang setelah Ashar.

Dengan begitu, seseorang tetap dapat menjaga kesehatan fisik, mental, dan spiritualnya, sambil mengikuti nasihat yang diajarkan dalam agama dan menjaga produktivitas dalam kesehariannya.***

Pos terkait

iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *