Menolak Perjodohan, Sahila Hisyam Pilih Ikuti Kata Hati Demi Kebahagiaan Pernikahan

Jatengvox.com – Sahila Hisyam baru-baru ini berbicara terbuka tentang pandangannya terkait perjodohan dalam pernikahan.

Sebagai seorang artis asal Bogor, wanita berusia 32 tahun ini memiliki perspektif yang cukup kritis dan tegas terhadap tradisi tersebut.

Sahila merasa bahwa perjodohan seringkali hanya mencerminkan keinginan orang tua tanpa mempertimbangkan perasaan dan keinginan sang anak.

“Ujungnya kan yang menjalani hidup itu anaknya sendiri,” ujar Sahila saat diwawancarai dalam kanal YouTube Suara pada Senin (28/10).

Baca juga:  Deddy Corbuzier Pilih Cara Bijak Saat Tanggapi Kontroversi Gus Miftah

Pernyataan ini menunjukkan kekhawatirannya bahwa keputusan menikah seharusnya tidak didorong oleh keinginan orang lain, bahkan orang tua.

Menurut Sahila, perjodohan cenderung menghadirkan tantangan karena dasar hubungan seringkali bukan cinta yang tulus, tetapi keinginan keluarga.

Ia juga mengungkapkan pandangannya tentang bagaimana perjodohan yang tidak berhasil bisa mengakibatkan permasalahan yang lebih kompleks.

“Kalau udah kayak gitu, apa yang mau dikejar?” ucap Sahila.

Baginya, rumah tangga yang harmonis membutuhkan cinta dan keterikatan emosional yang kuat, bukan sekadar ikatan yang terjalin atas dasar perjodohan.

Baca juga:  Happy Asmara Dorong Gilga Sahid Tampil Maksimal di Film Debutnya

Ia menyadari bahwa ketidaknyamanan dalam hubungan akan memengaruhi suasana batin pasangan yang akhirnya berdampak negatif pada lingkungan sekitar, khususnya anak-anak.

“Kalau batinnya nggak terpenuhi secara emosional, nggak bapak nggak ibu, biasanya akan berdampak juga ke keluarga. Jadi, punya anak dalam keluarga yang nggak sehat,” tambahnya.

Hal inilah yang mendorong Sahila untuk lebih mempertimbangkan keputusan asmara dan pernikahan berdasarkan kata hatinya.

Baca juga:  Antara Kebebasan dan Komitmen, Mengapa Gen Z Enggan Menikah?

“Intinya, dengerin apa kata hati yang bikin kita nyaman. Kita boleh fight untuk itu. Jadi one day, kalau ada yang terbentur dengan restu orang tua, dengerin kata hati dulu deh. Apa yang bener-bener lo butuhin gitu,” tutupnya.

Pandangan Sahila ini menunjukkan bahwa ia percaya pada pentingnya peran perasaan dan pemikiran yang matang dalam menentukan masa depan pernikahan, terutama demi keharmonisan dan kebahagiaan jangka panjang.***

Pos terkait

iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *