Jatengvox.com – Setelah bertahun-tahun hidup dalam kecemasan karena banjir rob yang terus datang tanpa ampun, warga Desa Timbulsloko di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, akhirnya bisa menghela napas lega.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kini turun tangan langsung dengan memberikan bantuan pembangunan rumah apung, sebagai solusi nyata bagi warga yang selama ini terjebak dalam kondisi darurat.
Muslim, salah satu warga penerima manfaat, tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Ia menuturkan bahwa bantuan ini akan mengubah kehidupan keluarganya menjadi lebih baik dan aman.
“Tentu sangat senang, karena dengan rumah apung membuat kami lebih nyaman nantinya,” ungkap Muslim pada Jumat (13/6/2025).
Bertahun-tahun Muslim berjuang agar rumahnya tetap bisa dihuni. Ia bahkan sudah tiga kali meninggikan rumah dengan menguruk tanah, tapi usaha itu sia-sia. Air laut terus naik dan menggenangi rumah mereka.
“Saya sudah meninggikan rumah dengan menguruk itu tiga kali, tetapi akhirnya tergenang lagi. Air itu terus meninggi sampai sekarang,” katanya lirih.
Kini, Muslim tinggal di rumah sederhana dengan lantai kayu yang kondisinya semakin rapuh. Keluarganya hidup dalam ketakutan, khawatir sewaktu-waktu rumah mereka bisa ambruk karena tak kuat menahan genangan air rob.
“Ya hidup tidak tenang, tetapi dengan bantuan rumah apung hidup kami nanti lebih tenang, karena rumahnya kan tidak kena rob lagi,” jelasnya penuh harap.
Romani, warga lainnya yang juga akan menerima rumah apung, tak kalah bahagianya. Wajahnya berseri-seri saat mengetahui bahwa sebentar lagi ia dan keluarganya akan menempati hunian yang lebih layak dan aman dari genangan air.
“Ya senang dibantu rumah apung. Ini rumah saya sudah jelek, setengahnya digenangi air rob. Rumah ini saya tinggali bareng istri dan dua anak,” ujarnya sambil tersenyum.
Dulu, Desa Timbulsloko dikenal sebagai kawasan yang subur untuk bertani dan beternak ikan. Perekonomian warga cukup stabil.
Namun, sejak abrasi dan rob menyerang wilayah tersebut, keadaan berubah drastis. Banyak rumah hancur, usaha warga lumpuh, dan kehidupan jadi serba sulit.
“Kami mau pindah, tetapi tidak punya lahan dan uang. Jadi, rumah apung itu sangat membantu bagi kami,” ujar Romani dengan nada tulus.
Baginya, rumah apung adalah bukan sekadar bangunan, melainkan simbol dari harapan baru. Ia ingin anak-anaknya bisa belajar dengan tenang, hidup lebih sehat dan bahagia.
“Nantinya kan anak bisa belajar dengan tenang, hidup juga enak dan nyaman,” ucapnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperakim), menaruh perhatian besar pada permasalahan rob di Demak.
Penanganan tidak hanya difokuskan pada infrastruktur pengendali air, tetapi juga pada pemulihan kehidupan warga di permukiman.
“Ada beberapa daerah terdampak bencana rob. Hal ini mengakibatkan permukiman terendam dan rumah rusak, sehingga Disperakim ikut serta dalam penanganan rob, yang telah diinstruksikan Bapak Gubernur,” terang Maharani Tri Hapsari, Plt. Kepala Bidang Perumahan Disperakim Jateng.
Langkah konkret yang diambil yaitu membangun rumah apung di Desa Timbulsloko dan melakukan relokasi rumah tak layak huni (RTLH). Pembangunan dimulai secara bertahap, dimulai dengan tiga rumah pertama.
“Untuk bantuan rumah apung sudah kita mulai hari ini untuk tiga rumah. Prosesnya sudah kita mulai hari ini,” lanjut Maharani.
Rencananya, total akan dibangun 110 rumah apung bagi warga terdampak rob di desa tersebut. Bagi warga yang memiliki lahan sendiri, pemerintah juga menawarkan opsi relokasi.
“Ini akan terus berlanjut sampai total 110 rumah. Tiga rumah di antaranya, hari ini sudah kita mulai pembangunannya,” tegasnya.
“Program relokasi ini bagi warga yang memiliki lahan, untuk bangunan rumah dari kami. Ini juga berlaku untuk 107 warga yang lain, apakah mau direlokasi atau tetap rumah apung,” tambahnya.***