Jatengvox.com – Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara, bekerja sama dengan MGMP Bahasa Jawa, sukses menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) untuk jenjang SMP tingkat kabupaten pada Kamis, 3 Oktober 2024.
Kegiatan tahunan yang berlangsung di SMP Negeri 2 Wanadadi ini diikuti oleh 430 pelajar dari sekolah negeri dan swasta se-Banjarnegara.
Festival ini menjadi wadah bagi para siswa untuk merawat bahasa dan budaya Jawa, memperkuat identitas mereka sebagai generasi muda Jawa yang sopan santun dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya.
Menurut Kepala SMP N 1 Banjarnegara, Mohamad Masduki Rahmat, para peserta yang tergabung dalam tim FTBI merupakan siswa-siswi yang berprestasi dengan talenta dan karakter unggul.
Mereka telah dibekali dengan kemampuan disiplin tinggi dan semangat pantang menyerah melalui bimbingan intensif yang diberikan oleh para guru.
“Tim FTBI kami terdiri dari anak-anak bermental baja, disiplin, dan kompak dalam latihan. Kami berharap mereka dapat meraih banyak medali emas baik di tingkat provinsi maupun nasional,” ujar Masduki.
Perhelatan FTBI di tingkat provinsi dijadwalkan akan berlangsung pada 15-17 Oktober 2024 di Jepara.
Persiapan yang matang telah dilakukan oleh sekolah-sekolah di Banjarnegara, termasuk SMP N 1 Banjarnegara yang kembali meraih juara umum dengan prestasi gemilang.
Tahun ini, cabang yang dilombakan meliputi sesorah, mendongeng, menulis cerkak, geguritan, macapat, menulis dan membaca aksara Jawa, serta ndagel ijen.
Semua cabang tersebut terbagi dalam dua kategori, yaitu putra dan putri.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, SMP N 1 Banjarnegara tampil sebagai juara umum dengan raihan 6 emas, 1 perak, dan 2 perunggu.
Prestasi tersebut diperoleh melalui cabang sesorah, menulis, dan membaca aksara Jawa putra-putri, geguritan putri, serta nulis cerkak putra.
Mereka juga meraih perak di cabang mendongeng putri, serta perunggu di cabang mendongeng putra dan macapat putra.
Masduki menambahkan bahwa latihan intensif telah diberikan kepada para peserta selama kurang lebih dua bulan untuk mempersiapkan mereka dalam kompetisi ini.
Selain materi, mereka juga digembleng dari sisi mental agar dapat tampil percaya diri di panggung.
“Kami menggembleng mental mereka untuk tampil penuh percaya diri,” kata Masduki.
Festival ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga kesempatan bagi para siswa untuk memahami lebih dalam budaya dan bahasa Jawa.
Kegiatan ini diharapkan dapat terus melestarikan warisan budaya Jawa melalui generasi muda, dengan harapan Banjarnegara bisa terus meraih prestasi di ajang yang lebih tinggi.***