Jatengvox.com – Sebagai salah satu daerah dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi, sebagian besar wilayah Banjarnegara, termasuk Kecamatan Pejawaran, berada dalam zona merah.
Untuk menghadapi tantangan ini, Palang Merah Indonesia (PMI) Banjarnegara mengadakan Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat (KBBM) pada Minggu (17/11/2024).
Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk membekali para relawan PMI, terutama yang tinggal di daerah rawan bencana, dengan pengetahuan dan keterampilan dalam mitigasi serta penanganan bencana.
Sekretaris PMI Banjarnegara, Titho Agus Wigono, menegaskan pentingnya pelatihan ini agar masyarakat mampu mengenali potensi bencana di lingkungan mereka.
“Dengan pelatihan ini, diharapkan terbentuk Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Tim Sibat) yang tangguh dan solid. Mereka akan mampu membantu pemerintah desa dalam berbagai kegiatan sosial kemanusiaan,” ujarnya.
Materi Pelatihan yang Komprehensif
Para peserta pelatihan dibekali berbagai materi yang relevan untuk kesiapsiagaan bencana, mulai dari dasar-dasar kepalangmerahan hingga keterampilan teknis seperti pertolongan pertama, manajemen posko, logistik, dan dapur umum.
Selain itu, mereka juga mendapatkan pelatihan tentang pemetaan wilayah, komunikasi, advokasi, dan kebijakan pemerintah terkait penanggulangan bencana.
Wilayah Kecamatan Pejawaran yang rawan tanah longsor menjadi fokus utama kegiatan ini. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih aktif dalam pencegahan dan penanganan bencana.
“Pelatihan ini menjadi langkah awal untuk membina generasi muda yang tangguh, unggul, dan berjiwa kemanusiaan,” tambah Titho.
Membangun Kontribusi Nyata
Ke depan, relawan yang telah mengikuti pelatihan ini diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata dalam kegiatan kemanusiaan di daerahnya.
Tidak hanya dalam situasi darurat, tetapi juga untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tangguh terhadap bencana.
Dengan adanya pelatihan ini, PMI Banjarnegara berharap dapat membangun budaya kesiapsiagaan di masyarakat Pejawaran dan sekitarnya.
Langkah ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga menjadi investasi untuk masa depan yang lebih aman bagi komunitas yang tinggal di wilayah rawan bencana.***