Inovasi Limbah Organik, Mahasiswa KKN Uniss Kendal dan Komunitas Indonesia Hijau Lestari Ubah Sampah Jadi Berkah di Kertomulyo

Jatengvox.com – Desa Kertomulyo, Kecamatan Brangsong menjadi saksi kolaborasi inspiratif antara mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Selamat Sri (Uniss) Kendal dan Komunitas Indonesia Hijau Lestari dalam penyuluhan pemanfaatan limbah rumah tangga organik.

Kegiatan ini dilaksanakan bertempat di rumah salah satu warga desa, yakni Ibu Wahyuningsih pada Sabtu (07/12).

Program ini bertujuan mengubah sampah organik yang kerap menjadi masalah lingkungan menjadi produk bermanfaat dan bernilai ekonomis.

Penyuluhan diikuti dengan antusias oleh warga Desa Kertomulyo. Dalam penyuluhan tersebut, mahasiswa KKN Uniss desa Kertomulyo bersama komunitas Indonesia hijau lestari memberikan pelatihan teknis tentang cara mengolah limbah organik, seperti kulit buah dan sayur, menjadi eco-enzyme.

Eco-enzyme adalah cairan serbaguna yang dihasilkan dari fermentasi limbah organik, seperti sisa buah dan sayuran, gula merah/molase dan air. Cairan ini dikenal karena manfaatnya yang beragam, mulai dari pembersih alami hingga pupuk organik untuk tanaman.

Baca juga:  Banjarnegara Perkuat Pertahanan Siber dengan Bergabung dalam Tim Tanggap Insiden Siber Nasional


Dalam kegiatan ini,  eco-enzyme menjadi salah satu fokus utama edukasi. Proses pembuatannya sederhana, yaitu dengan mencampur limbah organik, gula merah, dan air dalam perbandingan tertentu, kemudian membiarkannya terfermentasi selama 90 hari.

Proses ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah sampah, tetapi juga menghasilkan produk yang bisa digunakan untuk pupuk tanaman dan pembersih alami.

Koordinator penyuluhan limbah organik, Nuris, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah secara bijak.

“Kami ingin warga Kertomulyo dapat memanfaatkan limbah rumah tangga mereka, sehingga tidak hanya membantu menjaga lingkungan, tetapi juga menambah nilai ekonomi bagi keluarga,” ujarnya.

Baca juga:  Pasar Kendal: Surga Belanja Tradisional dan Kuliner Khas Kendal

Selain pelatihan, Komunitas Indonesia Hijau dan Lestari juga membagikan pengetahuan mengenai pentingnya pelestarian lingkungan dan penerapan gaya hidup berkelanjutan.

Erna Wurdjiastuti, selaku Ketua Komunitas Indonesia Hijau dan Lestari Kendal menyampaikan bahwa dengan memanfaatkan limbah organik kulit buah dan sayur dapat menjadi langkah sederhana untuk menjadikan alam sebagai sumber kesehatan utama.

“Memanfaatkan kulit buah dan sisa sayur ini khasiatnya luar biasa, selain bisa menjaga kelestarian ekosistem, eco enzym juga bisa dijadikan sebagai obat herbal berkhasiat tinggi,” terang Erna.

Warga Desa Kertomulyo yang mengikuti pelatihan terlihat sangat antusias, terutama karena bahan-bahannya mudah ditemukan dan prosesnya tidak membutuhkan alat mahal.

Dengan potensi besar eco-enzyme untuk mengurangi sampah organik dan dampaknya yang ramah lingkungan, diharapkan semakin banyak masyarakat yang tertarik mengadopsi metode ini sebagai bagian dari gaya hidup berkelanjutan.

Baca juga:  Banjir Bandang di Patebon Kendal Lumpuhkan Aktivitas Ekonomi, Pasar Kebonharjo Masih Terendam

Para peserta yang hadir tampak antusias mengikuti setiap sesi pelatihan. Salah seorang warga, Wahyuningsih, mengungkapkan bahwa ia merasa termotivasi untuk mengolah limbah rumah tangga menjadi pupuk organik untuk kebun kecilnya.

“Dengan ilmu ini, saya jadi tahu bahwa sampah itu sebenarnya bukan barang buangan, tapi bisa dimanfaatkan,” katanya.

Program ini tidak hanya meninggalkan dampak positif secara langsung, tetapi juga diharapkan dapat menanamkan budaya baru di masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

Dengan kolaborasi antara pendidikan, komunitas, dan warga, Kertomulyo kini melangkah menuju masa depan yang lebih hijau dan lestari.***

Pos terkait

iklan