Jatengvox.com – Hari ini, Jumat (9/5/2025) masyarakat menanti kejelasan dari isu yang cukup panas: tudingan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
Mantan Presiden Jokowi sendiri tidak hadir di pemanggilan Bareskrim terkait isu ini. Bukan karena mangkir, tapi karena memang tak dibutuhkan keterangannya untuk saat ini. Hal itu dijelaskan oleh kuasa hukum Jokowi, Yakup Hasibuan.
“Memang hanya permintaan untuk dokumen (ijazah) dan kami kan kuasanya. Jadi sebenarnya kami yang nanti akan memberikan kepada pihak Bareskrim,” ujarnya kepada awak media.
Bersama Yakup, hadir pula ajudan Presiden Jokowi, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah, serta perwakilan keluarga, Wahyudi Andrianto yang lebih akrab disapa Pak Andri.
Menariknya, Wahyudi bukan orang biasa dalam lingkaran keluarga Jokowi. Ia adalah ipar langsung dari Presiden ke-7 tersebut.
Yakup pun membenarkan hal itu, “Perwakilan keluarga ada Pak Andri. Selaku ipar dari Pak Jokowi langsung.”
Mereka tiba di Bareskrim Polri sekitar pukul 09.29 WIB. Tas dan map tampak digenggam erat, diduga berisi dokumen penting yang akan menjawab tudingan yang beredar di ruang publik.
Yakup mengungkapkan bahwa ijazah dari semua jenjang pendidikan Jokowi—mulai dari SD hingga universitas—dibawa serta.
“Semua (ijazah) kita bawa, tapi nanti teknisnya kita belum tahu, jadi kita tunggu lah hasilnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Yakup menyebutkan bahwa mereka juga menyiapkan dokumen pendukung lainnya.
Namun, dokumen-dokumen itu hanya akan diserahkan apabila diminta oleh penyidik.
Artinya, semua langkah yang diambil hari itu sangat tergantung pada dinamika proses klarifikasi yang dilakukan tim penyidik.
Situasi ini tentunya menambah daftar panjang isu-isu yang selalu membayangi tokoh nasional sekaliber Jokowi, bahkan setelah ia tak lagi menjabat.
Tudingan terkait ijazah bukan hal baru di dunia politik, namun setiap kali muncul, tetap saja menjadi konsumsi hangat bagi publik.
Meski begitu, kehadiran langsung keluarga Jokowi yang membawa dokumen asli menunjukkan bahwa pihak mantan presiden tak ingin persoalan ini berlarut.
Langkah cepat dan tegas, namun tetap mengikuti prosedur hukum yang berlaku, menjadi sinyal bahwa mereka siap meluruskan kabar yang dianggap tak berdasar.
Seperti biasa, dalam pusaran berita besar, opini masyarakat pun terbelah. Ada yang menganggap ini hanya manuver politik menjelang momentum tertentu.
Ada pula yang memuji sikap tenang dan terbuka dari pihak Jokowi yang memilih menyerahkan dokumen secara resmi alih-alih tampil emosional.***
