Jatengvox.com – Istilah me time sering kali dianggap sebagai bentuk keegoisan, terutama bagi mereka yang memiliki tanggung jawab besar seperti orang tua, pekerja kantoran, atau mahasiswa yang aktif.
Namun, benarkah menikmati waktu sendiri itu egois? Jawabannya: tidak sama sekali.
Justru, me time sangat penting bagi kesehatan mental seseorang. Mari kita kupas alasan psikologis di balik pentingnya me time.
Me Time Bukan Tentang Menjauh, Tapi Mengenal Diri
Menurut berbagai kajian dalam dunia psikologi, me time bukanlah upaya untuk menjauh dari orang lain, melainkan usaha untuk mendekatkan diri pada diri sendiri.
Saat kita mengambil jeda dari interaksi sosial, kita memberi ruang bagi pikiran untuk beristirahat dan merenung.
Hal ini membantu kita mengenal emosi, memahami kebutuhan pribadi, dan mengelola stres dengan lebih bijak.
Dr. Sherrie Bourg Carter, seorang psikolog klinis, menjelaskan bahwa waktu menyendiri memberikan kesempatan untuk recharging, atau mengisi ulang energi mental yang terkuras akibat aktivitas sosial dan tekanan pekerjaan.
Tanpa waktu seperti ini, seseorang rentan mengalami kelelahan emosional yang berujung pada burnout.
Me Time Meningkatkan Kesehatan Mental
Waktu untuk diri sendiri terbukti mampu menurunkan tingkat stres, memperbaiki suasana hati, dan meningkatkan rasa percaya diri.
Ketika seseorang punya waktu untuk melakukan hal-hal yang ia sukai tanpa tuntutan dari luar, otak memproduksi hormon-hormon positif seperti serotonin dan dopamin. Hormon inilah yang membuat kita merasa bahagia dan tenang.
Tak hanya itu, penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang rutin menyediakan me time memiliki kualitas tidur yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan dengan lebih jernih.
Ini karena me time menciptakan ruang untuk refleksi dan evaluasi diri tanpa gangguan.
Bukan Egois, Tapi Bentuk Self-Care
Menyediakan waktu untuk diri sendiri bukanlah tindakan egois, melainkan bagian dari self-care atau perawatan diri.
Sama seperti tubuh yang butuh istirahat, pikiran pun memerlukan waktu untuk relaksasi.
Seseorang yang memahami pentingnya me time cenderung lebih sadar akan batasan diri dan tidak mudah terdorong untuk memenuhi ekspektasi orang lain secara berlebihan.
Psikolog klinis, Dr. Kristin Neff, menyebut bahwa self-compassion atau belas kasih pada diri sendiri sangat berkaitan erat dengan kesehatan mental.
Me time adalah salah satu bentuk nyata dari self-compassion—karena dengan mengenali kebutuhan pribadi, seseorang bisa menjaga keseimbangan emosional dan hubungan sosial secara lebih sehat.
Me Time Bisa Membuat Hubungan Lebih Sehat
Ironisnya, orang yang rutin menjalani me time justru cenderung memiliki hubungan sosial yang lebih baik.
Kenapa begitu? Karena mereka datang ke dalam hubungan dalam kondisi yang utuh dan stabil secara emosional.
Mereka tidak menggantungkan kebahagiaan sepenuhnya pada orang lain, sehingga hubungan yang tercipta lebih sehat dan bebas dari ketergantungan emosional yang tidak sehat.
Dalam konteks ini, me time justru memperkuat koneksi sosial karena seseorang menjadi lebih sadar dalam berinteraksi, lebih sabar dalam menyikapi konflik, dan lebih mampu menghargai keberadaan orang lain.***