Jatengvox.com – Menjelang bulan suci Ramadhan 2025, masyarakat Indonesia mendapat kepastian bahwa program makan bergizi gratis yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo tetap akan berjalan.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengonfirmasi bahwa program ini tidak akan dihentikan, meskipun ada beberapa penyesuaian untuk menyesuaikan dengan ibadah puasa yang dijalani oleh sebagian besar siswa.
“Untuk Ramadhan tetap dilaksanakan. Jadi kalau sekolah masuk maka program makan bergizi tetap dilaksanakan. Tetapi mekanismenya berbeda seperti hari biasa, di mana kita akan berikan makan bergizi itu untuk dibawa pulang,” ujar Dadan saat memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Makanan Dibawa Pulang, Bukan Langsung Dimakan di Sekolah
Salah satu perubahan besar yang diterapkan adalah mekanisme pembagian makanan.
Jika sebelumnya makanan langsung dikonsumsi di sekolah, kini siswa akan diberikan makanan untuk dibawa pulang.
Hal ini berlaku baik bagi siswa muslim maupun nonmuslim.
Dadan juga menyebutkan bahwa sebelumnya ada usulan agar daerah dengan mayoritas nonmuslim tetap bisa menerima makanan seperti biasa.
Namun, pemerintah memutuskan untuk menerapkan kebijakan yang sama di seluruh daerah.
“Nanti kita akan evaluasi setelah berjalan satu minggu begitu, apakah di daerah yang nonmuslim sama seperti yang pada umumnya atau diberikan perlakuan khusus,” jelasnya.
Jenis Makanan Berubah: Tidak Mudah Basi, Cocok untuk Berbuka
Selain mekanisme distribusi, jenis makanan yang diberikan juga mengalami perubahan.
Karena makanan tidak langsung dikonsumsi, maka harus dipilih jenis yang lebih tahan lama dan tetap bergizi.
“Jadi bentuk makanannya tidak masak segar, tetapi kita akan siapkan makanan-makanan yang bergizi yang memang pantas juga untuk berbuka, contohnya susu, kemudian ada kurma, ada buah,” ungkap Dadan dalam acara penandatanganan nota kesepahaman bersama BPOM di Jakarta, Kamis pekan lalu.
Langkah ini diambil untuk memastikan makanan tetap berkualitas meskipun disimpan beberapa jam sebelum dikonsumsi.
Kemasan Baru: Siswa Harus Tukar Kantong Setiap Hari
Agar makanan lebih praktis untuk dibawa pulang, pemerintah juga menghadirkan inovasi baru dalam kemasan.
Kantong makanan akan dibuat lebih efisien, dan siswa diwajibkan menukarkan kantong lama dengan yang baru setiap harinya.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi distribusi makanan serta mengurangi limbah kemasan sekali pakai.
Pesantren Punya Mekanisme Khusus
Bagi pesantren, mekanisme distribusi makanan bergizi juga mengalami penyesuaian.
Berbeda dengan sekolah biasa, pesantren akan mendapatkan makanan langsung di lingkungan mereka masing-masing, dengan tujuan agar lebih dekat dengan waktu berbuka.
“Hal tersebut dilakukan dengan alasan agar pihak sekolah dapat mempersiapkan makanan dekat dengan waktu berbuka,” jelas Dadan.
Sebagai program pertama yang berjalan selama Ramadhan, inisiatif ini diharapkan bisa memberikan edukasi kepada para orang tua agar lebih memperhatikan keseimbangan gizi anak-anak mereka selama berpuasa.***