Jatengvox.com – Kolaborasi musisi Tenxi, Naykilla, dan Jemsii dalam lagu “Garam dan Madu” menjadi perbincangan hangat warganet sejak dirilis pada 20 Desember 2024.
Meski popularitasnya melesat di platform TikTok dan YouTube, lagu ini menuai berbagai tanggapan, termasuk kritikan atas lirik dan konsep videonya yang dianggap menyiratkan sensualitas berlebihan.
Hingga saat ini, lagu tersebut telah digunakan sebanyak 34.400 kali sebagai audio di TikTok, sementara video klipnya yang diunggah di kanal YouTube antinrml berhasil mencapai 20,5 juta penayangan dan menduduki peringkat ke-4 dalam daftar trending YouTube.
Dari segi musik, “Garam dan Madu” memadukan genre Hip Hop dengan alunan khas gendang dangdut, menciptakan nuansa unik yang menjadi daya tarik tersendiri.
Vokal lembut Naykilla dianggap sangat serasi dengan komposisi tersebut. Namun, beberapa warganet menganggap liriknya kurang pantas, terutama karena menonjolkan tema asmara yang dianggap terlalu eksplisit.
Tidak hanya dari lirik, kontroversi juga datang dari video klipnya yang menampilkan gerakan sensual dan adegan mesra antara para pemeran.
Hal ini memicu perdebatan di media sosial, dengan sebagian warganet menyampaikan kritik keras terhadap lagu tersebut.
“Benci banget sama ini lagu. Artikulasinya enggak jelas, musik kejar-kejaran, gendangnya kek topeng monyet. Aargghh gila, lo belajar musik lagi kek jangan asal viral,” tulis pengguna Twitter @momy***, menunjukkan rasa kecewanya terhadap karya tersebut.
Namun, tidak semua orang berpendapat negatif. Beberapa komentar justru mengingatkan pentingnya menghormati selera musik orang lain.
“Aku enggak pernah putar lagu ini. Tapi aku juga enggak sebenci itu sampai merasa perlu menghina karya dan genre musik orang,” ungkap @cherry***.
Menariknya, beberapa warganet juga membandingkan reaksi terhadap lagu ini dengan respons terhadap musik internasional.
“Dengerin ginian marah-marah karena vibe sensual katanya. Tapi lagu-lagu Bruno Mars lu tepokin, konser sampai war tiket. Emang negara ini isinya orang munafik semua,” ujar @itsurboihyl.*
Meskipun mendapat banyak kritik, “Garam dan Madu” tetap berhasil mencuri perhatian khalayak luas.
Dengan popularitas yang terus meningkat, karya ini menunjukkan bagaimana seni selalu menjadi subjek diskusi, baik dari sisi apresiasi maupun kontroversi.***