Ana Rahmawati Ningsih Ajak Siswa SMP 2 Cepiring Belajar Agreement and Disagreement Melalui Four Stations

Jatengvox.com – English Club SMP Negeri 2 Cepiring, Kabupaten Kendal merupakan kegiatan belajar siswa di luar jam pembelajaran. Melalui English Club, siswa dapat belajar bahasa Inggris secara asyik, khususnya belajar speaking.

Alasan salah satu keterampilan berbicara (speaking) diterapkan dan diberikan jam lebih banyak pada kegiatan itu karena siswa dipersiapkan mahir dalam keterampilan berbicara bahasa Inggris.

English Club SMP Negeri 2 Cepiring diikuti oleh siswa-siswa yang berminat dalam bahasa Inggris, bukan siswa yang terseleksi. Mereka secara sukarela belajar bahasa Inggris dengan suasana yang sangat menyenangkan.

Pada Jumat, 15 November 2024, para siswa English Club belajar tentang expressing agreement and disagreement. Materi ungkapan setuju dan tidak setuju tersebut belum pernah diberikan kepada siswa.

Pada awal pembelajaran speaking, mereka mendapati kesulitan dalam mengembangkan keterampilan tersebut karena beberapa hal.

Baca juga:  Kreatif! Posko KKN Kertomulyo Universitas Selamat Sri Kendal Jadi Ruang Belajar Nyaman bagi Anak SD di Desa Kertomulyo

Pertama, kebiasaan dalam berkomunikasi setiap harinya. Lingkungan keluarga sampai sekolah terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dan Jawa, bukan bahasa Inggris.

Kedua, penguasaan kosakata terbatas yang dimiliki oleh siswa. Siswa hanya mengucapkan kata-kata maupun kalimat-kalimat sangat sederhana. Itu pun dibantu oleh materi pembelajaran bahasa Inggris ketika mereka masih duduk di bangku sekolah dasar. Namun, sebagian besar siswa belum mendapatkan mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar.

Ketiga, siswa kurang aktif dan kreatif dalam mengembangkan kata menjadi kalimat. Mereka biasa terpatok pada kalimat-kalimat rutin yang ada di dalam buku teks. Tambahnya, mereka hanya menghafalkan kalimat-kalimat tersebut.

Keempat, sarana dan prasarana sekolah yang kurang mendukung. Dalam pembelajaran bahasa Inggris, saya sebagai guru hanya bisa menggunakan pembelajaran low-tech, bukan high-tech karena terbatasnya sarana dan prasarana.

Oleh karena itu, supaya pembelajaran expressing agreement and disagreement dapat berjalan secara lancar dan siswa English Club dapat mengikuti, memahami, dan mempraktikkan dengan benar, ada sebuah metode pembelajaran yang saya gunakan.

Baca juga:  Keberkahan Maulid: Ibu-Ibu Desa Kertomulyo Rajut Kebersamaan Lewat Doa dan Dzikir

Metode tersebut tergolong metode low-tech bernama Four Stations.

Adapun langkah-langkah pada pembelajaran expressing agreement and disagreement melalui Four Stations, pertama siswa diperkenalkan tentang ungkapan-ungkapan setuju dan tidak setuju.

Kedua, guru menempel 4 potongan kertas. Kertas-kertas tersebut ditempel pada 4 sudut ruangan yang bernama 4 stasiun. Kertas-kertas itu bertuliskan STRONGLY AGREE, AGREE, STRONGLY DISAGREE, dan DISAGREE.

Ketiga, siswa berkumpul di tengah-tengah ruangan.

Keempat, guru membacakan pernyataan-pernyataan. Seperti, Rawon is the most delicious food in Indonesia.

Kelima, guru menyuruh siswa untuk memilih salah satu sudut.

Keenam, setelah siswa memilih sudut masing-masing, guru memberikan pertanyaan kepada siswa. Misal siswa memilih STRONGLY AGREE, berarti siswa tersebut sangat menyetujui pernyataan bahwa Rawon adalah makanan paling lezat.

Baca juga:  KSPPS Salimah Kendal Gelar Aksi Berbagi Nasi Box Gratis untuk Masyarakat

Berikutnya, siswa tersebut harus menjelaskan alasan kenapa Rawon adalah makanan terlezat.

Ketujuh, guru memberikan pernyataan selanjutnya. Kemudian, siswa dapat memilih sudut sesuai pilihan mereka. Guru menanyakan kembali alasan siswa memilih sudut itu.

Kedelapan, guru bersama siswa melakukan evaluasi bersama. Evaluasi meliputi kesulitan-kesulitan apa yang siswa hadapi, pengukuran dalam pemahaman siswa atas pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh guru, dan siswa memberi rating tentang pembelajaran menggunakan metode tersebut.

Nur Janah Ayu Wulandari menyatakan bahwa belajar keterampilan berbicara (speaking) dengan menggunakan metode four stations memberikan kemudahan bagi dirinya dalam mempelajari ungkapan setuju dan tidak setuju.***

 

Oleh: Ana Rahmawati Ningsih, M.Pd.

(Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 2 Cepiring, Kabupaten Kendal)

 

Pos terkait

iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *