Jatengvox.com – Retno Paradinah, istri dari musisi Zul Zivilia, mengungkapkan bagaimana ia berjuang memenuhi kebutuhan keluarganya sejak suaminya harus menjalani hukuman penjara.
Zul Zivilia, yang divonis 18 tahun penjara pada 2019 karena kasus peredaran narkoba, meninggalkan Retno dengan berbagai tantangan untuk menopang kehidupan sehari-hari.
Selama lima tahun terakhir, Retno bekerja sebagai makeup artist (MUA) untuk menyokong perekonomian keluarga.
Namun, menjalani profesi ini bukan tanpa kendala. Retno mengakui bahwa pekerjaannya ini tidak selalu menghasilkan pendapatan tetap setiap bulan.
Ada masa-masa tertentu di mana permintaan jasa MUA menurun drastis, dan pada saat-saat tersebut, ia bahkan terpaksa menjual barang berharga untuk bertahan hidup.
“Ada bulan-bulan tertentu yang memang kalau lagi sepi, sepi banget, sampai kadang harus jual emas gitu,” ungkap Retno (29/10/2024).
Retno juga menyebutkan bahwa selama bulan puasa, pendapatan dari MUA cenderung berkurang.
Di saat-saat seperti itu, ia terkadang harus meminta bantuan dari keluarga atau teman untuk mencukupi kebutuhan.
Meskipun begitu, pada momen tertentu, seperti saat musim wisuda atau acara sunatan, pendapatannya bisa melonjak hingga mencapai Rp18 juta dalam satu hingga dua bulan.
“Kadang kalau ada momen kayak wisuda, sunatan, aku pernah alhamdulillah satu sampai dua bulan itu penghasilannya mencapai Rp18 juta,” tambahnya.
Selain dari profesinya sebagai MUA, Retno juga menerima royalti dari karya musik Zul Zivilia, meskipun penghasilan ini tidak rutin setiap bulan.
Menurutnya, royalti Zul diperoleh dari tiga lembaga yang masing-masing memiliki jadwal pencairan berbeda: ada yang setahun sekali, tiga bulan sekali, dan dua tahun sekali.
Di dalam penjara, Zul Zivilia juga turut membantu mengurangi beban Retno melalui penampilannya dalam beberapa pentas musik di dalam lapas.
Zul sering kali menerima saweran dari penampilan ini, dan ia mengumpulkan uang tersebut untuk diserahkan kepada anak-anaknya saat mereka berkunjung.
“Ketika dia ngamen, sering kali ada uang saweran yang dia simpan. Jadi, saat saya datang, uang hasil saweran itu diberikan kepada anak-anak,” jelas Retno.
Perjuangan Retno selama lima tahun ini menjadi bukti keteguhannya dalam menjalani peran sebagai ibu sekaligus pencari nafkah utama bagi keluarga.***