Jatengvox.com – Pertandingan antara Timnas Indonesia dan Bahrain dalam babak kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia meninggalkan kesan mendalam, terutama bagi Jerome Polin.
Sama seperti banyak penggemar sepak bola Indonesia, Jerome mengungkapkan kekecewaannya terhadap wasit Ahmed Al Kaf, yang berasal dari Oman, setelah memimpin pertandingan yang kontroversial.
Salah satu keputusan paling disoroti adalah saat wasit tidak menghentikan laga meskipun waktu tambahan yang diberikan hanya enam menit.
Pertandingan terus berlanjut hingga menit ke-99, di mana Bahrain berhasil menyamakan kedudukan, dan anehnya, laga langsung dihentikan tanpa adanya pengecekan VAR.
Reaksi publik Indonesia yang kecewa pun meluas di media sosial, dan Jerome Polin memilih pendekatan kreatif untuk menyuarakan kekecewaannya.
Alih-alih menggunakan kata-kata kasar, Jerome memanfaatkan keahliannya di bidang Matematika untuk menyindir keputusan wasit dengan cara yang berbeda.
Dalam unggahan video di akun Instagram-nya, @jeromepolin, Jerome memperkenalkan dirinya sebagai “guru matematika” dan mulai memberikan pelajaran sederhana tentang penjumlahan.
“Halo wasit, salam kenal, aku Jerome Polin, guru matematika dari Indonesia. Jadi, aku mau ngajarin 90+6,” katanya dalam video yang diunggah pada Kamis, 10 Oktober 2024.
Dengan humor yang cerdas, Jerome menghitung bahwa 90 menit waktu normal ditambah 6 menit tambahan harusnya menghasilkan 96 menit, bukan 99 menit.
Meskipun perhitungannya sengaja dibuat lebih rumit untuk menambah kesan jenaka, hasil akhirnya tetap menunjukkan bahwa pertandingan seharusnya berakhir di menit ke-96.
Di akhir video, Jerome menegaskan, “99 harus dikurangi 3 biar jadi 96,” sebagai sindiran halus terkait keputusan kontroversial tersebut.
Tanggapan Jerome ini tidak hanya menggambarkan kekecewaan yang dirasakan oleh banyak orang, tetapi juga menghibur para penggemarnya dengan gaya penyampaian yang lucu dan kreatif.
Ia berhasil menyindir keputusan wasit dengan cara yang mengundang senyum, tanpa kehilangan esensi protes terhadap ketidakadilan yang dirasakan Timnas Indonesia di lapangan.***